Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur mengajak wartawan menambah perbendaharaan suku kata yang diserap dari bahasa daerah, karena kosa kata Bahasa Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris.
"Wartawan memiliki peran penting dalam budaya literasi dan menambah perbendaharaan kosa kata baru, karena melalui tulisan di media massa, masyarakat bisa langsung menirunya," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kaltim Imam Budi Utomo di Samarinda, Sabtu.
Hal itu dikatakan Imam saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Forum Bahasa Media Massa (FBMM) Provinsi Kaltim di Sekretariat PWI Kaltim, Jalan Biola Samarinda.
Di sisi lain, dia juga menilai bahwa masih banyak media massa yang tidak relevan dalam penggunaan bahasa yang seharusnya santun, padahal bahasa santun merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan media karena pengaruhnya luas terhadap masyarakat.
Selama ini, pihaknya secara diam-diam melakukan penilaian terhadap media massa yang terbit di daerah, yakni penilaian mengenai penggunaan bahasa yang tepat, santun, dan berkontribusi terhadap kosa kata dari serapan bahasa daerah.
Hasil dari penilaian dan pengamatan tersebut kemudian diumumkan dalam Konggres Bahasa yang digelar secara nasional. Dari penilaian itu, pemenangnya selalu media massa yang terbit di Jakarta. Belum ada media massa terbit di daerah yang mendapat juara dalam penilaian tersebut.
Sementara dalam Musda FBMM tersebut, Najib Muhammad terpilih secara aklamasi menjadi ketua. Sementara pelantikan FBMM Kaltim akan dilakukan oleh unsur Ketua FBMM Pusat pada kisaran pertengahan Maret tahun ini.
Usai terpilih secara aklamasi, Najib mengucapkan terima kasih kepada semua anggota FBMM Kaltim yang percaya kepadanya, sehingga kepercayaan ini akan digunakan untuk menjalankan amanah dan mengajak wartawan santun berbahasa Indonesia dalam penulisannya.
"Pemahaman bahasa sangat penting dalam pengembangan karakter generasi muda, sehingga tutur kata dan penggunaan bahasa harus baik karena berdampak pada sikap dan akibat yang ditimbulkan dari bahasa yang diucapkan maupun yang dituliskan," katanya.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah maupun sesuai dengan lingkungan, merupakan hal yang perlu diterapkan oleh setiap orang, apalagi pemilihan bahasa yang tepat merupakan cermin bagi penggunanya.
Di sisi lain, orang yang menerima maupun mendengar bahasa yang benar dan sopan, tentu akan tertarik untuk terus mendengarkan, berbeda dengan pemilihan bahasa yang tidak tepat atau kasar, maka akan memancing seseorang emosi.
Dia juga mengatakan media massa memiliki peran penting dalam menyebarkan bahasa yang baik dan benar, sehingga diharapkan media massa tidak menggunakan bahasa asing, namun harus menulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. (*)
Kantor Bahasa Ajak Wartawan Tambah Kosa Kata
Minggu, 28 Februari 2016 15:59 WIB