Nusantara (ANTARA) - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono menggunakan pakaian adat Dayak saat menjadi inspektur upacara di Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di lapangan Plaza Seremoni, IKN, Minggu (17/8).
"Semua menggunakan pakaian adat, saya tinggal di Kalimantan makanya saya gunakan ini, jadi dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung," kata Basuki.
Dalam upacara tersebut, Basuki terlihat menggunakan baju berwarna hitam, peci hitam dengan motif manik, serta rompi hitam dengan batik khas Dayak.
Busana ini kerap digunakan dalam upacara adat, pesta panen, maupun penyambutan tamu kehormatan.
Penampilan Kepala OIKN dengan pakaian adat Dayak itu menjadi sorotan tersendiri, karena sekaligus mencerminkan semangat keberagaman budaya Indonesia yang bersatu dalam peringatan kemerdekaan.
Ia menyampaikan, HUT RI di IKN, dihadiri sebanyak 3.000 undangan sebagai peserta upacara, sejumlah peserta terlihat juga turut menggunakan pakaian adat, salah satunya adalah Dita Faluvi, ASN di IKN bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menggunakan baju adat Amarasi.
Sebagai putri daerah asal Kupang, Dita mengaku bangga bisa menampilkan identitas budaya daerahnya dalam momentum bersejarah di IKN.
Menggunakan baju adat tersebut, Dita mengaku sudah mulai melakukan persiapan sejak pukul 04.00 WITA.
"Kemudian pukul 07.00 WITA kami sudah tiba dengan menggunakan bus listrik dari ASN 3," tuturnya.
Dengan baju adat tersebut, ia menilai upacara HUT RI di IKN tidak hanya menjadi simbol perayaan kemerdekaan, tetapi juga wadah untuk memperlihatkan keragaman budaya yang menyatu dalam bingkai kebangsaan.
“Dengan mengikuti upacara di IKN ini saya juga bisa membawa budaya dari NTT. Karena di IKN ini kan hadir masyarakat dari berbagai wilayah, jadi ingin menggambarkan bahwa IKN itu sebenarnya satu Indonesia,” tutur Dita.

Dalam upacara yang digelar tepat di seberang Istana Garuda Nusantara tersebut, melibatkan sebanyak 38 putra putri daerah kawasan deliniasi IKN, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Mereka adalah purnawirawan Paskibraka yang bertugas pada HUT RI di Kabupaten PPU pada tahun lalu atau HUT RI ke 79.
Salah satunya adalah Aulia Novita Anggun yang menjadi pemegang baki bendera pusaka. Ia mengaku senang dan bangga kembali dipercaya untuk menjadi pasukan Paskibraka.
“Perasaan saya sangat senang, karena dipercaya lagi untuk bertugas sebagai pembawa baki di ulang tahun ke-80 di IKN. Ini sebuah kehormatan besar,” ungkapnya, saat ditemui usai upacara.
Ia menjelaskan, persiapan dilakukan sejak 10 hari sebelum upacara. Dua hari pertama digelar latihan di Penajam Paser Utara, kemudian dilanjutkan dengan pemusatan latihan di kawasan IKN hingga menjelang pengibaran.
Meski sudah pernah bertugas sebelumnya, ia mengaku ada perbedaan antara menjadi Paskibraka di tingkat nasional dengan di IKN.
“Kalau di sini tentu suasananya berbeda, tapi semangatnya tetap sama, yaitu untuk mengabdi kepada bangsa,” tuturnya.
Ia berharap, semangat para Paskibraka terus berlanjut di generasi berikutnya. “Karena bukan hanya kami yang mengibarkan bendera di sini, pasti akan ada penerus lain yang akan meneruskan perjuangan ini,” tutupnya.
