Balikpapan (ANTARA) - 10 Februari ini, bertepatan dengan 128 tahun silam atau pada 1897, perusahaan asal Belanda untuk pertama kali melakukan pengeboran sumur minyak di Pulau Kalimantan. Sumur itu terletak di bawah kaki Gunung Komendur, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sumur tersebut diberi nama Mathilda yang diambil dari nama seorang noni-noni belanda, anak dari Jacobus Hubertus Menten (1833-1920), pekerja perusahaan minyak yang juga seorang insinyur Belanda dan disebut-sebut menjadi penemu sumur pengeboran minyak tersebut.
Sumur Mathilda berhasil beroperasi hingga tahun 1903. Selama enam tahun beroperasi, sumur tersebut berhasil memproduksi sebanyak 68,375 barel minyak mentah.
seiring perjalanan waktu, kemudian dilakukan penutupan sumur Mathilda akibat penurunan cadangan (natural flow) atau berkurangnya aliran minyak yang keluar. Namun, wilayah konsensi Mathilda kini masih beroperasi dan menjadi kawasan Kilang Balikpapan.
Meskipun operasional sumur telah berhenti, namun tidak pada sejarahnya. Pengeboran pertama itu menjadi pertanda kehidupan baru di tanah Borneo yang menjadi cikal bakal lahirnya Kota Balikpapan di Bumi Pertiwi.
Kelak, kota ini pun dijuluki sebagai kota minyak dan saat ini tengah bersiap menyambut hadirnya ibu kota masa depan Indonesia yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sedangkan situs pengeboran pertama minyak bumi di Kalimantan tersebut tidak terbuka untuk umum karena tertutup pagar yang dikelola Pertamina dan masuk kawasan obyek vital milik negara.
Balikpapan dari masa ke masa
Tepat setahun setelah penemuan sumur minyak tersebut, Balikpapan mulai dibanjiri oleh pendatang dari berbagai daerah, yang kemudian menetap di kota ini.
Hal inilah yang menjadi dasar beragam suku dan etnis budaya yang ada di Kota Balikpapan sehingga kota ini sering disebut sebagai miniatur Indonesia. Hingga tahun 2024, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, kota yang memiliki luas 503,3 kilometer persegi ini diduduki sebanyak 746.800 jiwa.
Di usianya yang ke- 128, Kota Balikpapan dinakhodai oleh Rahmad Mas'ud, pemimpin muda yang memiliki latar belakang pengusaha, Ia melanjutkan perjalanan kota minyak untuk bertransformasi menjadi kota jasa dan industri, Balikpapan menyediakan berbagai layanan yang didukung dengan tersedianya Kawasan Industri Kariangau (KIK) di Balikpapan Barat.
Selain itu, Balikpapan juga menawarkan beragam kenyamanan, mulai dari setiap sudut kota yang terus ditata, tersedianya beragam fasilitas publik, hingga beragam destinasi yang siap untuk dikunjungi, baik itu berupa wisata alam, wisata edukasi, hingga wisata religi.
Di kota ini juga beragam akomodasi transportasi baik darat dimana Balikpapan memiliki berbagai pilihan lebih lagi dengan adanya layanan Transportasi Ekonomis Mudah Aman dan Nyaman (TEMAN) bus yang diberi nama Balikpapan City Trans (BCT) untuk transportasi dalam kota.
Kemudian untuk jalur udara, Kota Balikpapan memiliki Bandar Udara bertaraf Internasional yakni Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, serta jalur maritim memiliki Pelabuhan Semayang yang juga bertaraf Internasional.
Hal itu melengkapi peran Kota Balikpapan sebagai pintu gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), kabupaten yang dulunya masuk sebagai wilayah teritori Kota Balikpapan dengan julukan Kecamatan Balikpapan Seberang.
Penunjang transportasi menuju Kota Nusantara
Memiliki peran sebagai penunjang Ibu Kota Nusantara, tentunya dibutuhkan jalan penghubung atau penunjang transportasi yang lebih mendekatkan atau mempersingkat waktu dari Kota Balikpapan menuju Kota Nusantara.
Dalam hal ini, Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) tengah membangun jalan bebas hambatan (tol) dengan konsep jalan layang yang menghubungkan dari Balikpapan menuju Kota Nusantara.
Jalan itu dirancang melayang sepanjang lima kilometer di Kota Balikpapan yang memungkinkan kendaraan melaju di atas jalan Kota Balikpapan yang sudah ada.
Tol dengan konsep jalan layang itu adalah Seksi 1A dan 1B akan memudahkan akses untuk yang baru tiba di Kota Balikpapan dan langsung ingin menuju Kota Nusantara, mengingat akses gerbang tol itu terletak tak jauh dari Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Kota Balikpapan atau lebih tepatnya muara gerbang tol layang tersebut di persimpangan Jalan Syarifuddin Yoes Kota Balikpapan
Nantinya, dari pintu masuk tol itu akan berjalan melalui lajur yang bersebelahan dengan tol Balikpapan Samarinda (Balsam) untuk menuju jalan bebas hambatan Seksi 3A segmen Karang Joang--Kaltim Kariangau Terminal (KKT) hingga tol yang menghubungkan dengan Jembatan Pulau Balang.
Jalan bebas hambatan itu dibangun tiga lajur dan dua jalur, lebar setiap lajur 3,75 meter dengan total lebar jalur 12 meter dan ditargetkan tuntas 2026
Identitas kota yang membawa beragam agenda nasional dan internasional
Meskipun terdiri dari berbagai kultur dan budaya, namun kebersihan Kota Balikpapan dan budaya masyarakatnya yang disiplin tetap menjadi yang utama, sehingga menjadi identitas dari kota ini yang menjadikan Kota Balikpapan bak menjadi istimewa dan sering kali dipilih sebagai tempat untuk beragam kegiatan besar.
Baik itu berskala nasional seperti tuan rumah Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Rakernas APEKSI) XVII pada Juni tahun lalu dan Balikpapan Health Conference and Expo 2024, dan seminar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) zona II.
Agenda tersebut mendatangkan seluruh kepala daerah di Indonesia, dan dari agenda tersebut berhasil menggeliatkan roda perekonomian di Kota Balikpapan, dimana pelaku Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) lokal turut di ikut sertakan.
Selain itu, Kota Balikpapan juga kerap menjadi pilihan beragam ajang internasional, seperti Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia (Asian Schools Football Championship/ASFC) U-18 pada 2019 lalu serta Event World Walking Day (WWD) atau Hari Peringatan Jalan Kaki Sedunia 2024, dan lain sebagainya.
Kota yang kaya prestasi
Para pemimpin Kota Balikpapan dari masa ke masa tidak pernah merasa puas akan prestasi dan penghargaan, hal itu terbukti dengan beragam prestasi yang berhasil didapatkan sejak awal berdirinya kota ini hingga pada tahun lalu.
Di agenda rapat paripurna hari jadi Kota Balikpapan ke 128 yang digelar pada Sabtu, 8 Februari lalu, Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri memaparkan sejumlah prestasi yang berhasil diraih sepanjang tahun 2024.
Pada peringatan hari jadi Provinsi Kalimantan Timur ke-68, Kota Balikpapan berhasil meraih 7 penghargaan arindarma yakni pada bidang kesetaraan jender, ketentraman dan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, pembangunan perhubungan, pembangunan infrastruktur.
Kemudian pembangunan komunikasi dan informatika, pembangunan perindustrian perdagangan koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM), serta pembangunan investasi daerah.
Selain tujuh penghargaan tersebut, sepanjang tahun 2024 Kota Balikpapan juga berhasil meraih sebanyak 24 penghargaan lainnya di tingkat Provinsi Kalimantan Timur, serta 27 penghargaan berhasil diraih pada tingkat nasional.
Meskipun menyimpan segudang prestasi, sarana dan prasaran terus dilakukan demi mewujudkan Kota Beranda IKN ini menjadi kota global yang nyaman untuk semua dalam bingkai Madinatul Iman.
Tantangan Beranda IKN
Menyiapkan diri sebagai beranda IKN, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud pernah memaparkan lima program skala prioritas dalam jumpa pers akhir tahun 2024 di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome.
Program itu telah tertuang dalam dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Balikpapan tahun 2025 dengan tujuan mensejahterakan seluruh masyarakat kota Balikpapan dengan memberikan pelayanan publik yang prima serta kesetaraan jender di tengah tantangan sebagai beranda IKN.
Adapun program strategis itu yang pertama peningkatan produktivitas ekonomi dan investasi daerah yang memiliki sebanyak 5 proyek diantaranya peningkatan sarana dan prasarana Pantai Segara Sari Manggar.
Penyelenggaraan agenda pariwisata dan ekonomi kreatif; menggelar agenda tourism expo ALKI II zone investmen forum; kegiatan pekan kewirausahaan pemuda se kecamatan di Kota Balikpapan; serta memperbarui peta potensi investasi di Kota Balikpapan (profiling investasi).
Berikutnya yang kedua adalah penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing sebanyak 10 proyek yakni pembangunan sekolah baru SDN 022 Balikpapan Timur; pengadaan layar panel interaktif untuk kelas pintar; pengadaan perangkat penunjang seperti komputer untuk kelas pintar.
Subsidi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sekolah swasta; pendidikan dan pelatihan pemuda bela negara; kegiatan Balikpapan youth camp; belanja modal bangunan kesehatan pembangunan rumah sakit umum Sayang Ibu Balikpapan Barat; belanja operasional sekolah; belanja pemberian makanan tambahan; dan jaminan kesehatan masyarakat.
Ketiga adalah percepatan transformasi digital dan penguatan reformasi birokrasi berdampak sebanyak 5 proyek diantaranya pengembangan kompetensi aparatur sipil negara (ANS) melalui bimbingan teknis (bimtek) atau khursus, dalam hal ini dilakukan peningkatan kapasitas bagi jabatan pimpinan tinggi (jpt) dan administator, pelayanan publik, kewirausahaan pengelola kepegawaian, dan sistem kepegawaian berbasis elektronik (SPBE).
Projek berikutnya adalah sosialisasi atau pelatihan maupun evaluasi pendampingan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) di lingkungan Pemkot Balikpapan; belanja bandwidt corporate untuk SPBE.
Pembangunan gedung gabungan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) dan Dinas perdagangan (disdag); penyelesaian pembangunan gedung kantor DPRD tahap III.
Program keempat adalah penguatan sarana prasarana konektivitas perkotaan sebanyak 8 proyek yakni peningkatan Jalan Mukmin Faisyal yang merupakan jalan tembus menuju Jalan Mulawarman; pembangunan blok D Pasar Klandasan; pembangunan jalur berlari di Stadion Batakan.
Pembangunan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Kelurahan Karang Joang; pembangunan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat (SPAL-S); pengadaan tangki septik SPAL-S; pengadaan kapal pembersih sampah; dan pembangunan TPST maggot yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Serta program yang terakhir atau kelima adalah penguatan kota inklusif dan berketahanan iklim sebanyak lima proyek, yakni revitalisasi saluran sekunder di bawah kawasan Depsos; revitalisasi saluran sekunder Inhutani; peningkatan jaringan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) sumur dalam; pengadaan pohon; serta pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan taman kawasan olahraga terpadu.
Kelima program strategis ini diyakini mampu menjawab tantangan serta menangkap peluang Kota Balikpapan yang dulunya hanya kota minyak kini harus bersiap menjadi berdampingan dengan IKN namun tetap di dalam bingkai Madinatul Iman.