Samarinda (ANTARA) -
Isran Noor, bakal calon Gubernur Kalimantan Timur pertahana, berani berkata tidak. Saat banyak orang berpikir bahwa kepala daerah hanya sibuk mencari ketenaran
Isran menegaskan bahwa kepentingan rakyat adalah harga mati yang harus ia bela.
Salah satu contoh nyata dari komitmen Isran terhadap kepentingan rakyat adalah kasus tambang Churchill Mining di wilayah Kutai Timur, saat dia menjabat sebagai Bupati di kabupaten tersebut. Perusahaan ini diketahui melakukan pemalsuan data yang merugikan negara dan berdampak pada investor lain yang ingin berinvestasi di Benua Etam.
Isran tidak gentar menghadapi ancaman dari pihak Churchill. Menurutnya, permasalahan tambang tersebut tidak hanya mengatasnamakan Kutai Timur sebagai lokasi sengketanya, tetapi juga Indonesia secara keseluruhan.
Isran percaya diri menjaga integritas serta kemandirian.
"Jika kita tunduk pada dominasi asing, bukan hanya Kutai Timur yang akan terlihat ciut di mata dunia, melainkan juga Indonesia," tegas Isran.
Kekayaan alam yang melimpah terkadang membuat masyarakat terlena dalam kekayaan yang tak termanfaatkan.
Isran Noor menyatakan bahwa faktor strategis yang sangat menentukan dalam mewujudkan kemajuan bangsa sebenarnya bukan terletak pada kepemilikan sumber daya alam yang melimpah, melainkan keunggulan sumber daya manusianya.
Ia juga menegaskan bahwa orientasi arah, konsepsi, kebijakan, regulasi, serta implementasi pendidikan nasional harus bertujuan mencapai "nation and character building".
Isran Noor menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum berkualitas sebagaimana tercermin dari tingginya ketimpangan antarwilayah.
Ketimpangan ini terlihat dari buruknya kualitas jalan, rendahnya ketersediaan energi listrik, tak lancarnya distribusi BBM, dan masih buruknya pelayanan sarana transportasi.
"Saya berani berkata, saya dapat melakukan perubahan jika rakyat memilih untuk berubah," ujar Isran.
Kalimantan Timur adalah salah satu daerah di Indonesia yang mengandalkan pendapatan dari sumber tambang dan mineral. Melimpahnya sumber daya alam di tanah Kutai membuat banyak perusahaan tambang asing menanamkan investasinya di daerah ini.
Sepintas, pengelolaan sumber tambang oleh pihak asing tentu memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim. Namun, banyak juga perusahaan asing yang hanya ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memedulikan keberlangsungan dan kesejahteraan lingkungan serta masyarakat daerah ini.
Sejak merintis di dunia politik, khususnya di daerah Kutai Timur, Isran Noor telah membuat kebijakan-kebijakan berani yang tidak moderen. Salah satunya adalah kebijakannya mengenai pencabutan izin tambang untuk Churchill Mining Plc.
Kebijakan tersebut diambil oleh Isran karena ada indikasi kepalsuan data yang diberikan Churchill. "Surat izin yang ada di Churchill tidak terdaftar di Dinas Pertambangan maupun Planologi Kabupaten Kutai Timur," terang Isran saat ditanya alasan mengapa pemerintah Kutai Timur mencabut izin eksplorasi Churchill.
Ia juga menjelaskan bahwa nomor izin yang tertera milik Churchill terbalik, semakin memperkuat dugaan pemalsuan dokumen.
Pencabutan izin yang diputuskan oleh Isran membuat pihak Churchill Mining Plc meradang. Mereka menuntut Indonesia, khususnya pemerintah daerah Kutai Timur, untuk membayar denda akibat pemutusan hubungan tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, pihak Churchill menuntut Indonesia membayar denda sebanyak US$2 miliar (sekitar Rp18 triliun). Hal ini sempat membuat Isran khawatir karena tuntutan yang diberikan Churchill adalah tuntutan arbitrase internasional.
Namun, Isran tetap teguh pada pendiriannya. Ia yakin bahwa keputusan yang diambilnya adalah demi kepentingan rakyat dan menjaga integritas bangsa. Alhasil, pihaknya memenangkan perkara tersebut yang menandaskan bahwa orang lokal juga tak kalah bertaji.
"Kita tidak boleh tunduk pada tekanan asing yang hanya ingin meraup keuntungan dari kekayaan alam kita," tegas Isran.
Dengan segala tantangan yang dihadapi, Isran Noor tetap berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Ia percaya bahwa dengan dukungan rakyat, perubahan yang lebih baik dapat terwujud di Kaltim.
"Saya siap melanjutkan perjuangan ini bersama rakyat Kalimantan Timur," demikian Isran.
Isran Noor, yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur periode 2018-2023, kembali mencalonkan diri dengan membawa visi dan misi yang sama seperti lima tahun lalu. Bersama wakilnya, Hadi Mulyadi, Isran yakin dapat memenangkan Pilgub Kaltim 2024 dan melanjutkan program kerja yang telah dirintis sebelumnya.