Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meluncurkan 12 proyek Peta Peluang Investasi (PPI) senilai Rp52,17 triliun, dengan 10 proyek di antaranya berlokasi di Kalimantan Timur sebagai upaya mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama Kementerian Investasi/BKPM Ikmal Lukman mengungkapkan bahwa tugas untuk mencapai target investasi di tahun 2024 sebesar Rp1.650 triliun sangat berat. Oleh karena itu, proyek-proyek yang termasuk dalam PPI ini akan menjadi pipeline yang diharapkan membantu pencapaian target tersebut.
"Ada 12 proyek PPI telah siap diluncurkan dalam rangka mendukung pembangunan IKN. Kementerian Investasi selalu siap mendukung kesuksesan IKN dan kami berharap apa yang dibuat hari ini dapat membantu Otorita IKN dalam mempromosikan IKN," kata Ikmal, di Jakarta, Kamis.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan 12 proyek PPI ini telah diluncurkan melalui situs PIR (Potensi Investasi Regional) di laman www.regionalinvestment.bkpm.go.id, untuk ditawarkan kepada investor potensial.
Nurul juga mengungkapkan bahwa Kementerian Investasi/BKPM akan bekerja sama dengan daerah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dalam memaksimalkan peluang investasi di daerah
Baca juga: Menteri Investasi klaim Rp50 triliun investasi asing ke IKN
Selanjutnya, akan disiapkan juga Panduan Penyiapan Peluang Proyek Investasi sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyiapkan peluang proyek investasi yang berkualitas.
Sepuluh peluang investasi di Kaltim pendukung pembangunan IKN yang dluncurkan pada 27-28 Desember 2023 itu adalah (1) kawasan industri dan real-estate di Penajam Paser Utara senilai Rp842,38 miliar, (2) peternakan unggas terintegrasi di Kutai Kartanegara senilai Rp1,67 triliun, (3) pengembangan kawasan industri Buluminung di Penajam Paser Utara senilai Rp1,7 triliun, (4) pengembangan hortikultura terintegrasi di Penajam Paser Utara senilai Rp276,07 miliar, dan (5) Nusantara Convention Center di Balikpapan Rp1,27 triliun.
Berikutnya, (6) logistik dan pergudangan terintegrasi di Balikpapan senilai Rp665,98 miliar, (7) infrastruktur penyediaan dan pengelolaan air di Balikpapan senilai Rp481,89 miliar, (8) infrastruktur energi terbarukan (limbah) untuk industri kimia di Balikpapan senilai Rp1,1 triliun, (9) industri fatty amine di Bontang senilai Rp1,88 triliun, dan (10) budidaya udang terintegrasi di Kutai Kartanegara senilai Rp925,16 miliar.