Samarinda (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, dr Jaya Mualimin menegaskan, belum ditemukan kasus polio di wilayah itu dan cakupan imunisasinya pada anak telah mencapai 75 persen.
“Terkait dengan KLB Polio di Aceh, memang tarafnya masih endemi di sana. Bukan pandemi di Indonesia. Dan itu juga dikarenakan cakupan imunisasi yang sangat rendah di Aceh. Di Kaltim kita meyakini, vaksinasi anak sudah mencapai lebih dari 75 persen dan saat BIAN kemarin, kita peringkat ke lima nasional,” terang dr Jaya Mualimin di Samarinda, Jumat.
Meski demikian, Dinkes Kaltim tetap waspada dalam mengantisipasi terjadinya kasus polio dan terus memantau terkait potensi kasus serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder kesehatan.
“Harapan kita, masyarakat tidak boleh lengah. Laporan dari berbagai stakeholder kesehatan sejak sekarang, kita pantau 1x24 jam,” tegas Jaya.
Terlebih posisi Kaltim yang dekat dengan perbatasan antar negara, juga menjadi kewaspadaan pada penularan virus polio ini.
Sebab, kata Jaya, ada beberapa negara di Asia yang belum eradikasi polio, yakni Afghanistan dan Myanmar.
“Datangnya pengungsi dari sana, itu juga bisa terjadi risiko penularan. Faktor yang harus memberikan kewaspadaan kepada kita. Apalagi Kaltim juga menjadi bagian dari perbatasan terluar yang dekat dengan Malaysia dan Filipina,” terang mantan Direktur RSJ Atma Husada Mahakam ini.
Sementara itu,Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim, dr Diane Meytha Supit menjelaskan, penularan polio disebabkan oleh virus yang masuk melalui mulut. Virus menyebar dari feses pengidap polio dan masuk ke tubuh manusia secara fekal oral atau melalui mulut.
“Polio memang berisiko dapat menular dari lingkungan yang kotor, jamban yang tidak sehat, atau air yang terkontaminasi. Sehingga perlu diperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS,” terang Diane.
Penyakit polio ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada penderitanya. Polio biasanya menyerang anak pada usia kurang dari 15 tahun. Tidak ada gejala lain yang spesifik saat terserang polio, selain kelumpuhan yang terjadi secara mendadak atau dalam istilah kedokteran, disebut dengan Acute Flaccid Paralysis (AFP).
“Oleh karena itulah kenapa anak-anak perlu diimunisasi polio agar terlindung dari virus ini. Anak yang sudah diimunisasi, kemungkinannya rendah atau bisa dikatakan sedikit persentasenya yang terserang polio. Karena kalau sudah polio lalu lumpuh permanen, itu belum ada obatnya. Sehingga lebih baik mencegahnya dengan imunisasi,” imbau Diane.
Dinkes:Belum ada temuan kasus polio di Kaltim
Sabtu, 3 Desember 2022 12:46 WIB
Harapan kita, masyarakat tidak boleh lengah. Laporan dari berbagai stakeholder kesehatan sejak sekarang, kita pantau 1x24 jam