Perwakilan PT Barokah Perkasa membantah tiga orang yang teridentifikasi kepolisian sebagai korban meledaknya Kapal Oil Bas Gemilang Perkasa Energi di areal Galangan PT. Barokah Galangan Perkasa di Pulau Atas, Sambutan, Samarinda, Kalimantan Timur, merupakan karyawannya.
Kuasa Hukum PT Barokah Perkasa Agus Amri SH menjelaskan tiga orang tersebut merupakan pekerja CV Bahtera Marine selaku kontraktor atau vendor pengerjaan perbaikan kapal.
"Tidak benar saat terjadi insiden tersebut kapal dalam keadaan bermuatan minyak dikarenakan sedang dalam proses perbaikan (docking) yang dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab CV Bahtera Marine sebagai kontraktor (vendor)," kata Agus Amri dalam keterangan resmi kepada awak media di Samarinda, Senin.
Namun demikian, lanjut Agus, manajemen PT Barokah Perkasa telah memberikan santunan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral kepada keluarga korban dalam insiden tersebut.
"Kami telah memberikan santunan kepada keluarga korban, terkait besarannya tidak etis disebutkan," katanya.
Agus juga menambahkan bahwa politiisi Rudi Mas'ud saat ini sudah tidak ada sangkut pautnya dengan PT Barokah Perkasa.
"Sejak tahun 2018 Rudi Mas'ud sudah tidak lagi terlibat dalam manajemen perusahaan PT. Barokah Perkasa," imbuhnya.
Ia mengimbau kepada semua pihak agar dapat menahan diri untuk tidak berspekulasi dengan membuat kesimpulan sendiri atas peristiwa tersebut.
"Semua pihak harus menghormati proses investigasi menyeluruh yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pihak yang berwenang," jelas Agus Amri.
Sebelumnya Polresta Samarinda menyatakan ada tiga korban meninggal dunia dan satu orang luka ringan dalam peristiwa meledaknya Kapal Oil Bas Gemilang Perkasa Energi di areal galangan PT Barokah Perkasa, Pulau Atas, Samarinda, Kalimantan Timur pada Kamis (11/2).
Kasubag Humas Polresta Samarinda AKP Annisa Prastiwi menjelaskan tiga orang meninggal dunia tersebut, yakni Suwardi (37), Gunawi (52) dan Tumiran Murcholis (58).
"Ketiga jasad korban sudah ditemukan, oleh tim SAR gabungan di perairan Sungai Mahakam dan korban terakhir ditemukan yakni Tumiran pada Minggu siang di perairan sungai tembolo tambora desa Muara Pantauan, Kukar," kata Annisa di Samarinda, Minggu (14/2).
Ia menjelaskan kronologis peristiwa tersebut terjadi yakni pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2021, sekitar pukul 14.30 Wita satu unit kapal pengangkut bahan bakar minyak di galangan PT Barokah Perkasa, Pulau Atas, Sambutan, Samarinda terbakar dan meledak.
Adapun kapal yang terbakar tersebut adalah Kapal Oil Bas GPE (gemilang perkasa energi) milik PT. Barokah Perkasa Samarinda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021