Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim Moh Jauhar Efendi saat mewakili Gubernur Kaltim Isran Noor pada Peringatan Hari Santri Nasional menegaskan  santri sehat Indonesia akan kuat.

"Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden No 22/2015 sudah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Ini merujuk tercetusnya revolusi jihad yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia," katanya.

Jauhar yang juga  Pjs  Bupati Kutai Timur menyatakan keberadaan santri makin meneguhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemerintah juga telah menghadirkan UU No18/2019 tentang Pasantren yang memastikan bahwa pasantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan, tetapi juga mengembangkan  fungsi dakwah dan pengabdian masyarakat.

“Melalui UU negara hadir untuk memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi kepada pasantren dengan tetap menjaga kekhasan dan kemandiriannya. Dengan UU ini pula tamatan pasantren memiliki hak sama dengan tamatan lembaga lainnya,” katanya.

Karenanya dia memberikan pesan penting pada momen Hari Santri Nasional ini bagi santri dan pondok pasanteran di Kaltim, yakni agar para santri terus meningkatkan pemahaman ilmu agama, menjadikan khasanah islam sebagai soko guru budaya bangsa, sehingga eksistensi santri di tengah masyarakat menjadi panutan dan teladan, menjadi seluh, lentera yang memberi menerang masyarakat.

Pondok pasantren adalah lembaga pendidikan tertua di indonesia, untuk itu selayaknya saat ini pondok pasantrean mampu merevitalisasi diri, beradaptasi dengan tuntan jaman yang semakin kompleks dan modern.

“Kita harap pasantrean kedepan bukan saja bagi rahim ustad dan ustadzah, ahli agama, tapi juga harus mampu mewarnai khasanah peradaban dunia,” katanya.

Di tengah kondisi masyarakat dengan negara yang menjadi objek serbuan budaya luar dan teknologi baru, dia mengajak pondok pasantren dan santri istriqomah terus berkontribusi dalam pembangunan tatanan sosial kemasyarakatan, dengan cara dan pendekatan baru mengedepankan hikmah dan nilai-nilai humanisme.

“Islam adalah rahmatan lil alamain, memberikan rahmat bagi seluruh alam, karenanya  santri dan pondok pasantren harus selalu mengembangkan jiwa toleransi, serta rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama, sengan mengkampanyekan damai dan anti kekerasan,” serunya.

Melalui momentum ini disituasi pandemi COVID-19 dia mengajak santri dan pondok pasantren mengkampanyekan hidup sehat dan bersih, mematuhi protokol kesehatan. “Mari selalu optimis dan bersemangat menjalankan kehidupan dengan penuh disiplin dan produktif,” timpalnya.

Hadir saat itu Kakanwil Kemenag, Ketua MUI, dan Imam Besar Masjid Baitul Muttaqiin Sementara yang ikut secara virtual 480 orang plus yang hadir langsung di Aula Kanwil Kemenag sekitar 40 orang.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020