Visi gaya hidup ke depan adalah berkelanjutan atau sustainable yang jika tidak dilakukan dapat menyebabkan bencana lingkungan, kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar.


"Kalau kita tidak berpikir sustainability, mungkin kehidupan bisa shut down karena memang terjadi persoalan-persoalan lingkungan atau menyebabkan terjadinya bencana lingkungan," kata Novrizal Tahar dalam acara konferensi pers virtual Garnier Green Beauty yang dipantau dari Jakarta pada Rabu.

Keberlanjutan sudah menjadi visi dari Indonesia dan salah satu gaya hidup berkelanjutan yang didorong saat ini adalah mengurangi penggunaan plastik. Salah satu cara melakukannya adalah dengan pengurangan sampah oleh produsen.

Novrizal mengatakan KLHK sebelumnya sudah mengeluarkan Peraturan Menteri LHK Nomor P.75/MenLHK/Setjen/Kum.1/10/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Di peta jalan tersebut mengatur tiga jenis produsen yaitu manufaktur, ritel serta jasa makanan dan minuman untuk pengurangan sampah produk atau kemasan berbahan plastik, alumunium, kertas dan kaca.

Dalam kesempatan itu, Novrizal memuji langkah yang diambil Garnier untuk mengurangi, memilah dan mendaur ulang sampah dengan skema sistem penjemputan sampah secara online dan offline. Ia berharap langkah yang dilakukan oleh Garnier itu menjadi inspirasi dan stimulan bagi produsen lain untuk mengurangi sampah produk atau kemasan mereka.

Selain perusahaan, ia juga mendorong perubahan dalam perilaku konsumen karena yang dilakukan oleh konsumen dapat mendorong juga produsen untuk memilih visi yang berkelanjutan.

"Sekarang kita bisa melihat bahwa masyarakat terutama mungkin kalangan milenial sudah menjadi gaya hidup bahwa semaksimal mungkin berusaha sangat ramah lingkungan. Dengan demikian konsumen memiliki kekuatan untuk memilih produk-produknya," tegas Novrizal.
 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020