Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur Halda Arsyad mengatakan pencapaian pengembangan Kota/Kabupaten Layak Anak ( KLA) di Kaltim sudah mencapai 90 persen.
Menurut Halda Arsyad semua wilayah kabupaten/kota di Kaltim sudah melakukan pengembangan KLA di wilayah masing- masing.
"Pada perkembangannya, sampai pertengahan tahun 2020 capaian pengembangan KLA kita telah mencapai 90 persen," kata Halda Arsyad pada Workshop KLA se-Kaltim secara virtual, Selasa (18/8).
Halda menambahkan Kaltim pada tahun 2017 telah ditetapkan sebagai Provinsi Penggerak KLA oleh Menteri PPPA.
Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari peran serta organisasi perangkat daerah (OPD) Anggota Gugus Tugas KLA maupun organisasi, lembaga masyarakat dan dunia usaha.
"Bukan hal mudah untuk mewujudkan KLA. Butuh komitmen yang kuat, sinergi lintas bidang pembangunan, lintas OPD dan lintas daerah,” papar Halda.
Suatu daerah dikatakan layak anak, lanjut Halda, jika telah memenuhi sistem pembangunan berbasis hak anak, melalui pengintegrasian komitmen seluruh stakeholder.
"Penanganan yang holistik dan integratif sangat penting, termasuk pelibatan dan kerja sama masyarakat serta pemangku kepentingan. Koordinasi yang intens menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan kabupaten/kota layak anak yang berkelanjutan sesuai Sustainable Development Goals (SDGs)," tuturnya.
Halda berharap daerah untuk bersama saling belajar, di antaranya Kota Bontang mengembangkan tempat ibadah ramah anak melalui 21 MRA. Praktik kerja sama dengan dunia usaha melalui APSAI di Kota Balikpapan, Bontang dan Penajam Paser Utara.
Dalam kesempatan ini, Dinas PPPA Kota Samarinda, Kutai Barat dan Mahakam Ulu menyampaikan kemajuan KLA mereka, sehingga saling mendukung dan mengetahui kendala yang dihadapi.
Workshop KLA diikuti Dinas PPPA dan Forum Anak se-Kaltim, Bappeda, Dinas Kesehatan, Disdikbud, Dinas Sosial dan Kemenag. Hadir narasumber Fasilitator KLA Pusat Hamid Pattilima dan Fasilitator KLA Provinsi Sumadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020