DPRD Provinsi Kalimantan Timur memberikan dukungan pendanaan untuk Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) setempat dalam melaksanakan program kegiatan menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub berharap BNNP Kaltim bisa mendapatkan bantuan anggaran dari APBD Kaltim, mengingat keterbatasan anggaran yang disubsidi kepada lembaga tersebut dari Pemerintah Pusat.
"Kita minta diberi rincian kegiatanya. Biar bisa kita lihat yang mana bisa kita masuki, supaya bisa kita dorong,” kata Rusman di Samarinda.
Rusman mencontohkan dari semua program yang disampaikan BNNP Kaltim, bisa melalui kerja sama program. Seperti sosialisasi ke sekolah-sekolah, BNNP bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan (Disdikbud) Kaltim.
"Bantuan anggaran bisa saja melalui hibah atau bantuan keuangan. Nanti kita lihat, otoritasnya seperti apa, kemudian kita lihat dari aspek aturan keuangannya seperti apa, yang mana bisa kita nyantol nanti itu,” jelas pria yang akrab disapa Rusman ini.
Apalagi lanjut dia, berdasarkan data dari LIPI Universitas Indonesia, tahun ini Kaltim masuk dalam urutan ke empat peredaran narkoba tertinggi secara nasional.
Sedangakan, berdasarkan data prevalensi atau kecenderungan penyalahgunaan narkotika, tertinggi ditempati oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Ini tentu menjadi PR besar bagi kita bersama, bahwa tingkat penyalahgunaan narkoba di Kaltim sudah sangat menghawatirkan. Sehingga, perlu dukungan semua pihak agar Kaltim terhindar dari persoalan narkoba,” jelas Politikus PPP ini.
Sementara itu, Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Raja Haryono mengatakan, upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba adalah melalui upaya pencegahan. Baik itu pencegahan primer, sekunder maupun tertier.
"Pencegahan itu seperti penyuluhan tentang bahaya narkoba, penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba, serta pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya,” bebernya.
Menurutnya ketika masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa mengetahui seluk beluk narkoba maka, mereka akan mendapat informasi yang cukup sehingga dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
“Sosialisasi itu fungsinya untuk memberikan pemahaman mengenai seluk beluk narkoba, pemanfaatannya, penyalahgunaannya dan dampak buruk dari narkoba itu seperti apa,” tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub berharap BNNP Kaltim bisa mendapatkan bantuan anggaran dari APBD Kaltim, mengingat keterbatasan anggaran yang disubsidi kepada lembaga tersebut dari Pemerintah Pusat.
"Kita minta diberi rincian kegiatanya. Biar bisa kita lihat yang mana bisa kita masuki, supaya bisa kita dorong,” kata Rusman di Samarinda.
Rusman mencontohkan dari semua program yang disampaikan BNNP Kaltim, bisa melalui kerja sama program. Seperti sosialisasi ke sekolah-sekolah, BNNP bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebuadayaan (Disdikbud) Kaltim.
"Bantuan anggaran bisa saja melalui hibah atau bantuan keuangan. Nanti kita lihat, otoritasnya seperti apa, kemudian kita lihat dari aspek aturan keuangannya seperti apa, yang mana bisa kita nyantol nanti itu,” jelas pria yang akrab disapa Rusman ini.
Apalagi lanjut dia, berdasarkan data dari LIPI Universitas Indonesia, tahun ini Kaltim masuk dalam urutan ke empat peredaran narkoba tertinggi secara nasional.
Sedangakan, berdasarkan data prevalensi atau kecenderungan penyalahgunaan narkotika, tertinggi ditempati oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Ini tentu menjadi PR besar bagi kita bersama, bahwa tingkat penyalahgunaan narkoba di Kaltim sudah sangat menghawatirkan. Sehingga, perlu dukungan semua pihak agar Kaltim terhindar dari persoalan narkoba,” jelas Politikus PPP ini.
Sementara itu, Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Raja Haryono mengatakan, upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba adalah melalui upaya pencegahan. Baik itu pencegahan primer, sekunder maupun tertier.
"Pencegahan itu seperti penyuluhan tentang bahaya narkoba, penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba, serta pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya,” bebernya.
Menurutnya ketika masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa mengetahui seluk beluk narkoba maka, mereka akan mendapat informasi yang cukup sehingga dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
“Sosialisasi itu fungsinya untuk memberikan pemahaman mengenai seluk beluk narkoba, pemanfaatannya, penyalahgunaannya dan dampak buruk dari narkoba itu seperti apa,” tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019