Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Manajer Komunikasi dan CSR Regional Pertamina Yudi Nugraha menyampaikan visualisasi atau penampakan dari ketiga potongan pipa penyalur minyak mentah Pertamina yang patah berhasil diangkat dari dasar laut Teluk Balikpapan pada Minggu (22/4) sore.
"Terlepas dari bagian yang patah dan bengkok, kondisi pipa yang diangkat sesuai dengan kondisi yang dilaporkan para penyelam dalam inspeksi berkala Desember lalu," kata Yudi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Pipa tersebut terbuat dari baja berdiameter 20 inci dan ketebalan 12,7 milimeter. Secara teknis pipa baja tersebut adalah pipa seamless API 5L Grade X42.
Pipa juga dibungkus beton setebal 10 centimeter (cm) untuk menambah kekuatannya menahan tekanan air di kedalaman 22-25 meter di Teluk Balikpapan.
Terakhir kali "visual inspection" atau pengamatan langsung dilakukan pada 10 Desember 2017. Para penyelam turun ke dalam air untuk melihat dan mengecek kondisi eksternal atau bagian luar pipa, semen pelindungnya (cathodic protection) dan ketebalannya (spot thickness).
Ada juga pemeriksaan atau inspeksi untuk kelayakan operasional. Lulus dari inspeksi ini ditandai dengan sertifikat yang berlaku untuk 3 tahun sesuai prosedur SKPP Migas yang dikeluarkan Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Yudi Nugraha, pipa-pipa Pertamina yang membentang sepanjang 3.600 meter di dasar Teluk Balikpapan menjalani pemeriksaan itu pada 25 Oktober 2016.
"Jadi masih satu setengah tahun lagi masa berlakunya sertifikat itu," kata Yudi.
Sertifikat kelayakan penggunaan peralatan itu dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas. Sertifikat pipa Pertamina berlaku hingga 26 Oktober 2019.
Menurut Yudi, pipa dioperasikan pada tekanan 170 psig, sementara daya tahan pipa lebih dari 1061,42 psig.
Karena itu, pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan tidak mungkin pipa patah begitu saja.
"Kalau melihat hasil patahan pipa dan bekas garukan di dasar laut, pasti ada benda keras yang menyebabkan. Asumsi kami, benda keras itu adalah jangkar," kata Kapushidrosal.
Potongan terakhir pipa Pertamina berhasil diangkat ke geladak kapal tongkang Sea Haven 2 pada Minggu (22/4). Dengan ini total panjang pipa yang diangkat adalah 49 meter. Sebelumnya Pertamina telah mengangkat 2 potongan pipa.
Pengangkatan potongan pipa terakhir berjalan lancar walaupun sempat tertunda karena cuaca dan teknis. Pipa pertama yang diangkat memiliki ukuran 7 meter dengan berat 3,5 ton berhasil diangkat pada Kamis (19/4) pukul 16.05 Wita.
Pada Jumat (20/4) pukul 09.30 Wita, pipa kedua dengan ukuran 18 meter dengan berat 9 ton berhasil diangkat. Terakhir pipa ketiga 24 meter dengan berat 12 ton terangkat pada Minggu (22/4) sekitar pukul 18.00 Wita.
Yudi Nugraha melanjutkan, untuk selanjutnya pipa baja tersebut diserahkan kepada polisi yang akan menggunakannya sebagai barang bukti kasus tumpahan minyak mentah yang terjadi pada Sabtu 23/4.
Teluk Balikpapan dilanda tumpahan minyak pada Sabtu 31/3 yang belakangan diketahui berasal dari pipa dasar laut yang patah tersebut. Pipa itu kemudian diduga patah sebab tergaruk jangkar kapal.
Penyidikan polisi sementara tertuju kepada kapal MV Ever Judger 2 yang berada di sekitar lokasi patahan itu pada dinihari Sabtu tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Terlepas dari bagian yang patah dan bengkok, kondisi pipa yang diangkat sesuai dengan kondisi yang dilaporkan para penyelam dalam inspeksi berkala Desember lalu," kata Yudi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Pipa tersebut terbuat dari baja berdiameter 20 inci dan ketebalan 12,7 milimeter. Secara teknis pipa baja tersebut adalah pipa seamless API 5L Grade X42.
Pipa juga dibungkus beton setebal 10 centimeter (cm) untuk menambah kekuatannya menahan tekanan air di kedalaman 22-25 meter di Teluk Balikpapan.
Terakhir kali "visual inspection" atau pengamatan langsung dilakukan pada 10 Desember 2017. Para penyelam turun ke dalam air untuk melihat dan mengecek kondisi eksternal atau bagian luar pipa, semen pelindungnya (cathodic protection) dan ketebalannya (spot thickness).
Ada juga pemeriksaan atau inspeksi untuk kelayakan operasional. Lulus dari inspeksi ini ditandai dengan sertifikat yang berlaku untuk 3 tahun sesuai prosedur SKPP Migas yang dikeluarkan Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Yudi Nugraha, pipa-pipa Pertamina yang membentang sepanjang 3.600 meter di dasar Teluk Balikpapan menjalani pemeriksaan itu pada 25 Oktober 2016.
"Jadi masih satu setengah tahun lagi masa berlakunya sertifikat itu," kata Yudi.
Sertifikat kelayakan penggunaan peralatan itu dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas. Sertifikat pipa Pertamina berlaku hingga 26 Oktober 2019.
Menurut Yudi, pipa dioperasikan pada tekanan 170 psig, sementara daya tahan pipa lebih dari 1061,42 psig.
Karena itu, pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan tidak mungkin pipa patah begitu saja.
"Kalau melihat hasil patahan pipa dan bekas garukan di dasar laut, pasti ada benda keras yang menyebabkan. Asumsi kami, benda keras itu adalah jangkar," kata Kapushidrosal.
Potongan terakhir pipa Pertamina berhasil diangkat ke geladak kapal tongkang Sea Haven 2 pada Minggu (22/4). Dengan ini total panjang pipa yang diangkat adalah 49 meter. Sebelumnya Pertamina telah mengangkat 2 potongan pipa.
Pengangkatan potongan pipa terakhir berjalan lancar walaupun sempat tertunda karena cuaca dan teknis. Pipa pertama yang diangkat memiliki ukuran 7 meter dengan berat 3,5 ton berhasil diangkat pada Kamis (19/4) pukul 16.05 Wita.
Pada Jumat (20/4) pukul 09.30 Wita, pipa kedua dengan ukuran 18 meter dengan berat 9 ton berhasil diangkat. Terakhir pipa ketiga 24 meter dengan berat 12 ton terangkat pada Minggu (22/4) sekitar pukul 18.00 Wita.
Yudi Nugraha melanjutkan, untuk selanjutnya pipa baja tersebut diserahkan kepada polisi yang akan menggunakannya sebagai barang bukti kasus tumpahan minyak mentah yang terjadi pada Sabtu 23/4.
Teluk Balikpapan dilanda tumpahan minyak pada Sabtu 31/3 yang belakangan diketahui berasal dari pipa dasar laut yang patah tersebut. Pipa itu kemudian diduga patah sebab tergaruk jangkar kapal.
Penyidikan polisi sementara tertuju kepada kapal MV Ever Judger 2 yang berada di sekitar lokasi patahan itu pada dinihari Sabtu tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018