Penajam (Antaranews Kaltim) - Pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, dari titik Nipah-Nipah Kabupaten Penajam Paser Utara, menuju Melawai, Kota Balikpapan, sebagai solusi pemecah kemacetan, kata Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang.
"Pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan dapat menjadi salah satu solusi untuk atasi masalah kemacetan di Balikpapan," jelas Nicko ketika ditemui Penajam, Jumat.
Menurut ia, perkembangan kota akan semakin pesat, terutama Kota Balikapan yang berdampak terhadap kemacetan, sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi kemacetan itu.
Nicko menyatakan, pembangunan jembatan tol yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Selain itu, juga sebagai solusi permasalahan kemacetan di Kota Balikpapan yang terus mengalami pertuumbuhan penduduk setiap tahunnya.
Pembangunan jembatan tol penghubung sepanjang 6,1 kilometer dengan lebar 33 meter tersebut, saat ini memasuki tahap penyertaan modal.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara sudah menyiapkan penyertaan modal pembangunan jembatan itu sebesar Rp3 miliar, sebagai salah satu ayarat lelang di Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
Modal awal pembangunan jembatan tol tersebut sebesar Rp20 miliar yang berasal dari PT Waskita Karya Rp12 miliar, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Rp4 miliar, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Rp3 miliar, dan Pemerintah Kota Balikpapan Rp1 miliar.
"Target konsorsium saat ini adalah memenangkan lelang proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan di BPJT," kata Nicko Herlambang.
Biaya pembangunan jembaan tol penghubung dari Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Kota Balikpapan di atas Teluk Balikpapan itu, tambahnya, diperkirakan lebih kurang mencapai Rp8,7 triliun.
Pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan dengan tinggi ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi tersebut ditargetkan pada Januari atau Februari 2018. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017
"Pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan dapat menjadi salah satu solusi untuk atasi masalah kemacetan di Balikpapan," jelas Nicko ketika ditemui Penajam, Jumat.
Menurut ia, perkembangan kota akan semakin pesat, terutama Kota Balikapan yang berdampak terhadap kemacetan, sehingga diperlukan solusi untuk mengatasi kemacetan itu.
Nicko menyatakan, pembangunan jembatan tol yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan akan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Selain itu, juga sebagai solusi permasalahan kemacetan di Kota Balikpapan yang terus mengalami pertuumbuhan penduduk setiap tahunnya.
Pembangunan jembatan tol penghubung sepanjang 6,1 kilometer dengan lebar 33 meter tersebut, saat ini memasuki tahap penyertaan modal.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara sudah menyiapkan penyertaan modal pembangunan jembatan itu sebesar Rp3 miliar, sebagai salah satu ayarat lelang di Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
Modal awal pembangunan jembatan tol tersebut sebesar Rp20 miliar yang berasal dari PT Waskita Karya Rp12 miliar, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Rp4 miliar, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Rp3 miliar, dan Pemerintah Kota Balikpapan Rp1 miliar.
"Target konsorsium saat ini adalah memenangkan lelang proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan di BPJT," kata Nicko Herlambang.
Biaya pembangunan jembaan tol penghubung dari Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Kota Balikpapan di atas Teluk Balikpapan itu, tambahnya, diperkirakan lebih kurang mencapai Rp8,7 triliun.
Pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan dengan tinggi ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi tersebut ditargetkan pada Januari atau Februari 2018. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017