Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menyatakan, derajat kesehatan masyarakat di daerah itu dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus mengalami peningkatkan.

"Pembangunan bidang kesehatan tidak boleh diabaikan sebab kesehatan adalah syarat mutlak untuk meningkatkan produktivitas dan merupakan prasayarat utama pembentukan SDM yang berkualitas, sehingga masyarakat Kaltim tampil sebagai insan yang handal, mandiri dan mampu bertahan di tengah persaingan global," kata Awang Faroek, di Samarinda, Senin.

Gubernur mengatakan hal itu pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Kaltim 2017 sekaligus meresmikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Kaltim di Lamin Etam Samarinda.

"Hal itu sejalan dengan visi pembangunan bidang kesehatan Provinsi Kaltim yakni, peningkatan derajat dan mutu kesehatan masyarakat yang merata dan berkeadilan," katanya.

Capaian pembangunan sumber daya manusia tersebut, lanjut Gubernur, diindikasikan dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM).

Selama periode 2011-2015 kata Awang Faroek, angka IPM Kaltim selalu berada di atas rata-rata nasional.

"Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Kaltim relatif lebih baik dibandingkan sebagian wilayah lain di Indonesia. Bahkan pada 2015, angka IPM Kaltim merupakan yang tertinggi untuk kawasan Timur Indonesia, yaitu sebesar 74,17," tutur Awang Faroek.

Salah satu indikator pendukung IPM tambah Awang Faroek adalah umur harapan hidup.

"Capaian umur harapan hidup Provinsi Kaltim telah mengalami peningkatan yakni, pada 2013 sebesar 71,78 tahun dan meningkat pada 2016 menjadi 73,65 tahun," papar Awang Faroek.

Derajat kesehatan masyarakat Kaltim selama lima tahun terakhir tambahnya, terus menunjukkan kondisi yang membaik yang ditandai dengan menurunnya jumlah angka kematian bayi, dimana pada 2014 sebanyak 876 kasus turun 762 kasus pada 2015 dan sebanyak 638 kasus kematian bayi pada 2016.

"Begitu juga angka kematian ibu melahirkan telah mengalami penurunan, dimana pada 2014 terdapat 109 kasus dan turun pada 2015 menjadi 100 kasus dan 95 kasus pada 2016," ujar Awang Faroek.

Pencapaian tersebut menurut Awang Faroek, karena upaya dan kerja keras serta kerja sama semua pemangku kepentingan baik, di provinsi maupun kabupaten/kota dengan berbagai program dan kegiatan seperti, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dengan mengembangkan Puskesmas menjadi Puskesmas 24 jam terutama yang berada di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Rini Retno Sukesi mengatakan, Indonesia saat ini dihadapkan pada pergeseran pola penyakit, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular.

Oleh karena itu pemerintah kata Rini Retno, telah mencanangkan sebuah gerakan sesuai instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

"Germas adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berprilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup," kata Rini Retno.

Pada kesempatan itu, Awang Faroek menyaksikan secara simbolis penandanatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian bersama antara Pemprov Kaltim melalui Dinas Kesehatan Kaltim dengan bupati/wali kota, OPD, instansi vertikal, organisasi profesi, instituti pendidikan kesehatan dan dunia usaha tentang program Germas serta peningkatan upaya pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS.(*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017