Samarinda (ANTARA Kaltim) - Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda, Kalimantan Timur, semakin gencar melakukan sosialisasi bahaya narkoba untuk menangkal peredaran barang haram dan berbahaya itu masuk ke dunia pendidikan, utamanya madrasah.
Sosialisasi dampak buruk dan bahaya penyalahgunaan narkoba diberikan kepada ratusan wali santri yang sedang melaksanakan kegiatan Majelis Taklim dan Khotmil Quran di Yayasan Pendidikan Islam dan Al-quran MTS Al Azhar Samarinda, Sabtu (11/2).
Tidak hanya memberikan sosialisasi dampak bahaya narkoba, kedatangan BNN Kota Samarinda ke sekolah itu juga dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman tentang pembentukan Unit Kesehatan Siswa (UKS) yang berwawasan antinarkotika.
"Ini langkah bagus untuk mengendalikan narkotika tidak beredar di sekolahan," kata Kepala BNN Kota Samarinda Siti Zaekhomsyah, di hadapan ratusan wali santri yang mengikuti sosialisasi.
Ia menjelaskan modus operandi peredaran narkoba semakin meningkat seiring para sindikat untuk melebarkan pemasaran barang haramnya.
Ia mencontohkan di Pulau Madura, Jawa Timur, narkoba sudah memasuki lingkungan pondok pesantren, sehingga diharapkan kejadian serupa tidak merembet di Kota Samarinda.
"Di Madura, ditemukan santri positif narkoba. Setelah dicek, ternyata mereka membeli obat agar kuat berzikir dan menghafal yang ternyata adalah zat narkotika," paparnya.
Kondisi seperti di Madura, lanjut Siti Zaekhomsyah, sangat mungkin terjadi di manapun, karena untuk memasarkan barang haramnya, sindikat jaringan mempunyai cara untuk membodohi calon pembelinya.
Untuk itu dalam memberikan sosialisasi kepada ratusan wali santri MTS AL-Azhar, ia meminta kepada orang tua maupun ustadz/ustadzah bisa menjadi "polisi" bagi para santri.
"Caranya dengan selalu mengawasi setiap perubahan baik fisik maupun mental para santri," tambahnya.
Kepala Yayasan MTS Al Azhar Muslihudin Abdurrasyid mengapresiasi kegiatan seperti ini.
Dalam tausiyahnya saat menggelar majelis taklim dengan wali santri, ia berharap setelah kegiatan sosialisasi ini bisa ditindaklanjuti dengan berbagai program yang bertujuan ikut memberantas narkoba di dunia pendidikan.
Ia menyadari madrasah sebagai benteng terakhir pembentukan moral generasi penerus bangsa tidak selayaknya diracuni oleh zat-zat berbahaya seperti narkoba.
"Jika madrasah sudah terkontaminasi narkotika, di mana lagi kita akan mencetak generasi yang sholeh atau sholekhah," ungkapnya.
Muslihudin meminta seluruh jajaran di Yayasan Pendidikan Islam dan Alquran Al Azhar mulai tingkat PAUD hingga perguruan tinggi tidak menyepelekan isu narkoba ini.
"Madrasah juga harus berbenah menciptakan ssstem yang bisa membentengi para santri, seiring pergaulan remaja yang sudah sangat menghawatirkan," imbuhnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017