Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dua korban bom di Gereja Oikumene menjalani operasi pembersihan luka di RSUD AW Sjahranie Samarinda, Kalimantan Timur.
Kepala Hubungan Masyarakat RSUD AW Syahranie Samarinda dr M Febian Satrio, Rabu menyatakan, kedua balita korban bom di Gereja Okimumene yang dioperasi itu, sebelumnya dirawat di RSUD IA Moeis Samarinda Seberang.
"Kedua korban bom Gereja Oikumene itu, sebelumnya dirawat di RSUD IA Moes yakni, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4) serta Anita Kristabel Sihotang (2)," kata Febian Satrio.
"Alvaro Aurelius Tristan Sinaga menjalani operasi pembersihan luka pada Selasa malam (15/11) sementara Anita Kristabel Sihotang, dioperasi tadi pagi," tuturnya.
Kedua balita korban bom di Gereja Oikumene yang mengalami luka bakar 16 persen tersebut lanjut Febian Satrio, kondisinya terus membaik namun tetap dalam penanganan tim medis dari RSUD AW Syahranie.
"Kondisi luka bakar keduanya berangsur membaik tetapi tetap dipantau perkembangannya," ucap Febian Satrio.
Sementara, Triniti Hutahaya (3), balita korban bom di Gereja Oikumene yang menderita luka bakar serius yang mencapai 50 persen tambah Febian Satrio, masih dalam kondisi kritis.
"Kondisinya masih kategori kritis. Tetapi, walaupun secara perlahan tetap ada perkembangan, tentunya ke arah yang lebih baik. Tentu bukan karena penanganannya tetapi lebih pada perjalanan penyakitnya. Kami berharap, Triniti bisa melewati masa kritis yakni antara 10 hingga 12 hari dan kondisinya terus membaik sehingga ia bisa pulih ," jelas Febiann Satrio.
Satu korban bom di Gereja Oikumene yang sempat dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda yakni, Intan Olivia (2,5) meninggal dunia pada Senin subuh (14/11) sekitar pukul 04. 00 Wita, mengalami luka bakar cukup parah yakni mencapai 78 persen serta pembengkakan paru-paru akibat mengisap asap saat terjadi ledakan bom.
Intan Olivia dan Triniti Hutahaya pasca ledakan bom di Gereja Oikumene sempat dirawat di RSUD IA Moeis samarinda Seberang namun akibat luka bakar yang diderita kedua bocah itu cukup parah sehingga pada Minggu sore (13/11) sekitar 16. 20 Wita, dirujuk ke RSUD AW. Syahranie.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, terduga bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Pada Senin pagi, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Kepala Hubungan Masyarakat RSUD AW Syahranie Samarinda dr M Febian Satrio, Rabu menyatakan, kedua balita korban bom di Gereja Okimumene yang dioperasi itu, sebelumnya dirawat di RSUD IA Moeis Samarinda Seberang.
"Kedua korban bom Gereja Oikumene itu, sebelumnya dirawat di RSUD IA Moes yakni, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4) serta Anita Kristabel Sihotang (2)," kata Febian Satrio.
"Alvaro Aurelius Tristan Sinaga menjalani operasi pembersihan luka pada Selasa malam (15/11) sementara Anita Kristabel Sihotang, dioperasi tadi pagi," tuturnya.
Kedua balita korban bom di Gereja Oikumene yang mengalami luka bakar 16 persen tersebut lanjut Febian Satrio, kondisinya terus membaik namun tetap dalam penanganan tim medis dari RSUD AW Syahranie.
"Kondisi luka bakar keduanya berangsur membaik tetapi tetap dipantau perkembangannya," ucap Febian Satrio.
Sementara, Triniti Hutahaya (3), balita korban bom di Gereja Oikumene yang menderita luka bakar serius yang mencapai 50 persen tambah Febian Satrio, masih dalam kondisi kritis.
"Kondisinya masih kategori kritis. Tetapi, walaupun secara perlahan tetap ada perkembangan, tentunya ke arah yang lebih baik. Tentu bukan karena penanganannya tetapi lebih pada perjalanan penyakitnya. Kami berharap, Triniti bisa melewati masa kritis yakni antara 10 hingga 12 hari dan kondisinya terus membaik sehingga ia bisa pulih ," jelas Febiann Satrio.
Satu korban bom di Gereja Oikumene yang sempat dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda yakni, Intan Olivia (2,5) meninggal dunia pada Senin subuh (14/11) sekitar pukul 04. 00 Wita, mengalami luka bakar cukup parah yakni mencapai 78 persen serta pembengkakan paru-paru akibat mengisap asap saat terjadi ledakan bom.
Intan Olivia dan Triniti Hutahaya pasca ledakan bom di Gereja Oikumene sempat dirawat di RSUD IA Moeis samarinda Seberang namun akibat luka bakar yang diderita kedua bocah itu cukup parah sehingga pada Minggu sore (13/11) sekitar 16. 20 Wita, dirujuk ke RSUD AW. Syahranie.
Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.
Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yang merupakan balita tersebut yakni, Intan Olivia Marbon (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).
Sementara, terduga bernama Juhanda berhasil ditangkap warga saat hendak melarikan diri dengan cara berenang di Sungai Mahakam.
Pada Senin pagi, Intan Olivia Marbun meninggal dunia akibat mengalami luka bakar hingga 78 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016