Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pola integrasi sapi-sawit yang dilakukan di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Paser, Kalimantan Timur, menggunakan sistem pagar listrik, sehingga sapi jenis Brahman Cross dari Australia hasil bantuan pemerintah pusat pada 2015 mudah menyesuaikan diri.
"Tahun 2015 Kementerian Pertanian membantu 1.926 indukan sapi BC kepada sejumlah kelompok ternak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser. Sapi itulah yang kini dilepas di perkebunan sawit dengan pembatas pagar listrik," ujar Kabid Perbibitan dan Budidaya Dinas Peternakan Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Rabu.
Menurut ia, sapi indukan impor jenis BC dipelihara dengan model pemeliharaan ekstensif atau model ranch yang dicoba diadopsi dengan pemeliharaan dilepas di bawah kebun sawit yang dibatasi oleh pagar listrik, sehingga sapi-sapi segera bisa beradaptasi.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya penyediaan lahan untuk pakan hijauan dengan penerapan pola integrasi sapi-sawit yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Apalagi biomassa yang berlimpah dari kebun sawit dan limbah pabrik sawit sangat membantu dalam penyediaan pakan sapi, sehingga program ini dapat digunakan dalam upaya budidaya sapi potong, terutama untuk penyediaan lahan dan hijauan pakan baik rumput maupun legum yang selama ini menjadi masalah pemenuhan pakan.
Adanya pola integrasi sapi-sawit ini, tambah Gusti Made, keduanya saling diuntungkan karena kotoran sapi bisa menjadi pupuk bagi pohon sawit, sedangkan ribuan sapi bantuan pemerintah tersebut dapat tercukupi pakannya dari hijauan perkebunan maupun limbah sawit.
Pada 2015, lanjutnya, pemerintah pusat mendatangkan 2.078 ekor sapi untuk Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara dengan kondisi sebagian indukan bunting sekitar 6 bulan, dengan kematian di Instalasi Kesehatan Hewan Sementara sebanyak 119 ekor.
Ini berarti realisasi jumlah ternak indukan sapi BC impor yang diterima oleh kelompok ternak sebanyak 1.926 ekor, yakni 701 ekor di Penajam Paser Utara dan 1.225 ekor di Kabupaten Paser.
Perkembangan sampai akhir Juni 2016, jumlah pedet (anak sapi) yang lahir di Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 483 ekor, mati induk sebanyak 52 ekor dan mati anak sebanyak 93 ekor, sehingga jumlah akhir sapi adalah 1.039 ekor.
"Sedangkan jumlah pedet yang lahir di Kabupaten Paser sebanyak 545 ekor, mati induk sebanyak 56 ekor dan mati anak sebanyak 45 ekor, sehingga jumlah akhir sapi di Paser sebanyak 1.669 ekor," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Tahun 2015 Kementerian Pertanian membantu 1.926 indukan sapi BC kepada sejumlah kelompok ternak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser. Sapi itulah yang kini dilepas di perkebunan sawit dengan pembatas pagar listrik," ujar Kabid Perbibitan dan Budidaya Dinas Peternakan Kaltim I Gusti Made Jaya Adhi di Samarinda, Rabu.
Menurut ia, sapi indukan impor jenis BC dipelihara dengan model pemeliharaan ekstensif atau model ranch yang dicoba diadopsi dengan pemeliharaan dilepas di bawah kebun sawit yang dibatasi oleh pagar listrik, sehingga sapi-sapi segera bisa beradaptasi.
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya penyediaan lahan untuk pakan hijauan dengan penerapan pola integrasi sapi-sawit yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Apalagi biomassa yang berlimpah dari kebun sawit dan limbah pabrik sawit sangat membantu dalam penyediaan pakan sapi, sehingga program ini dapat digunakan dalam upaya budidaya sapi potong, terutama untuk penyediaan lahan dan hijauan pakan baik rumput maupun legum yang selama ini menjadi masalah pemenuhan pakan.
Adanya pola integrasi sapi-sawit ini, tambah Gusti Made, keduanya saling diuntungkan karena kotoran sapi bisa menjadi pupuk bagi pohon sawit, sedangkan ribuan sapi bantuan pemerintah tersebut dapat tercukupi pakannya dari hijauan perkebunan maupun limbah sawit.
Pada 2015, lanjutnya, pemerintah pusat mendatangkan 2.078 ekor sapi untuk Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara dengan kondisi sebagian indukan bunting sekitar 6 bulan, dengan kematian di Instalasi Kesehatan Hewan Sementara sebanyak 119 ekor.
Ini berarti realisasi jumlah ternak indukan sapi BC impor yang diterima oleh kelompok ternak sebanyak 1.926 ekor, yakni 701 ekor di Penajam Paser Utara dan 1.225 ekor di Kabupaten Paser.
Perkembangan sampai akhir Juni 2016, jumlah pedet (anak sapi) yang lahir di Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 483 ekor, mati induk sebanyak 52 ekor dan mati anak sebanyak 93 ekor, sehingga jumlah akhir sapi adalah 1.039 ekor.
"Sedangkan jumlah pedet yang lahir di Kabupaten Paser sebanyak 545 ekor, mati induk sebanyak 56 ekor dan mati anak sebanyak 45 ekor, sehingga jumlah akhir sapi di Paser sebanyak 1.669 ekor," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016