Samarinda (ANTARA Kaltim) -  Pembangunan rel kereta api untuk dua jalur yakni jalur selatan dan jalur utara sudah siap dilakukan, berupa kereta api angkutan batu bara dan sumberdaya alam dari Kaltim sekaligus untuk mempercepat akses angkutan komoditas lain.

"Dua jalur ini pembangunannya dilakukan secara bertahap. Untuk jalur selatan adalah dari Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 203 kilometer sampai ke Kabupaten Kutai Barat," ujar Kepala Perwakilan PT Kereta Api Borneo (KAB) M Yadi Sabian Noor di Samarinda, Minggu.

Sedangkan jalur utara akan dimulai dari Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara menuju Lubug Tutung, Kabupaten Kutai Timur sepanjang 217 km.

Antara jalur selatan dan jalur utara tersebut masing-masing akan terkoneksi di perbatasan Kutai Barat dan Kutai Kartenegara. Jalur tersebut juga akan terhubung dengan kawasan ekonomi di Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai Timur.

Jalur kereta api angkutan sumberdaya alam tersebut dihubungkan ke Maloy karena di kawasan itu juga terdapat Pelabuhan Internasional Maloy yang merupakan bagian dari Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang saat ini masih dikebut pembangunannya.

Menurutnya, jalur utara akan dimulai pada Desember 2016, sedangkan jalur selatan akan mulai dikerjakan pada 2017. Saat ini Rusian Railways sebagai holding company PT KAB sudah membebaskan lahan di Penajam Paser Utara sekitar 140 hektare.

Lahan seluas itu akan digunakan untuk kawasan technopark, pelabuhan, dan jalan lingkar kereta api. Tiga infrastruktur pendukung inilah yang dibangun lebih dulu oleh Rusian Railways sebagai perusahaan induk (holding company) dari PT KAB.

Dia menambahkan, rencana pembangunan kereta api Kaltim ini sudah masuk dalam daftar proyek strategis dan prioritas nasional, sehingga Pemerintah Pusat akan membantu memberikan keistimewaan khusus atas rencana pembangunan ini.

Menurutnya, investasi yang ditanamkan oleh Russian Railways untuk jaringan rel KA Borneo dan Techno Park yang menghubungkan antara Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur ini sangat tinggi, yakni mencapai Rp72 triliun yang dikucurkan tiga tahap.

"Ini berarti Russian Railways sangat serius berinvestasi, karena tidak banyak investor yang berani menamkan modalnya begitu besar. Apalagi proyek ini perencanaannya dilakukan sejak Mei 2013, sedangkan secara resmi dimulai pelaksanaannya pada 19 November 2015 oleh Presiden Joko Widodo," ujar Yadi. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016