Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menjelang bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah menyiapkan 30 titik lokasi yang bisa digunakan masyarakat untuk kegiatan Pasar Ramadhan.
"Kami sebar di enam kecamatan di Kota Balikpapan," kata Kepala Dinas Pasar Pemkot Balikpapan Heri Misnoto di Balikpapan, Kamis.
Ia menyebutkan di Kecamatan Balikpapan Kota tempat-tempat yang disiapkan adalah di Pasar Balikpapan Permai, di Pasar Baru dan di kompleks Ruko Bandar Balikpapan. Di Balikpapan Utara, sejumlah halaman masjid dan ruas jalan juga kerap dijadikan lokasi berjualan.
Menurut Misnoto, syarat utama lokasi Pasar Ramadhan adalah tidak mengganggu ketertiban umum, terutama lalu lintas.
"Meski bukan dikelola Dinas Pasar, dan sejatinya adalah pasar yang dikelola masyarakat sendiri, tapi harus ikut aturan itu," tegas Misnoto.
Dinas Pasar dengan dasar Surat Keputusan Wali Kota Balikpapan juga akan mengatur jam operasional pasar. Dasar aturannya tetap, jangan sampai pasar itu mengganggu ketertiban masyarakat, apalagi bulan Ramadhan adalah bulan suci dimana umat Islam menjalankan lebih banyak ibadah daripada bulan-bulan lainnya.
Pasar Ramadhan adalah pasar yang menjual, terutama sekali, kebutuhan berbuka puasa. Pasar Ramadhan menjadi unik sebab sering menjual makanan yang sehari-hari di luar Ramadhan agak susah didapat.
"Misalnya kue-kue atau wadai buatan orang Banjar seperti amparan tatak, pepare, putri selat dan bingka. Kalau di luar bulan Ramadhan mungkin ada saja yang jual, tapi sering kita tidak tahu di mana. Atau sebaliknya, kita tahu yang jual siapa dan ada di mana, tapi justru dia tidak buat kuenya. Nah saat Ramadhan, semuanya ada," kata Andin Syamsir, tokoh masyarakat Banjar di Balikpapan.
Suku Banjar berasal dari Kalimantan Selatan dan umumnya penganut agama Islam yang taat, sekaligus memiliki budaya kuliner yang kuat. Andin menjelaskan saat Ramadhan, agama dan budaya itu berpadu menciptakan momen khusus.
"Itu sebabnya kita selalu rindu Ramadhan, bulan puasa, bulan yang penuh berkah," sebutnya.
Andin sendiri merupakan satu tingkatan gelar dalam kebangsawanan Banjar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Kami sebar di enam kecamatan di Kota Balikpapan," kata Kepala Dinas Pasar Pemkot Balikpapan Heri Misnoto di Balikpapan, Kamis.
Ia menyebutkan di Kecamatan Balikpapan Kota tempat-tempat yang disiapkan adalah di Pasar Balikpapan Permai, di Pasar Baru dan di kompleks Ruko Bandar Balikpapan. Di Balikpapan Utara, sejumlah halaman masjid dan ruas jalan juga kerap dijadikan lokasi berjualan.
Menurut Misnoto, syarat utama lokasi Pasar Ramadhan adalah tidak mengganggu ketertiban umum, terutama lalu lintas.
"Meski bukan dikelola Dinas Pasar, dan sejatinya adalah pasar yang dikelola masyarakat sendiri, tapi harus ikut aturan itu," tegas Misnoto.
Dinas Pasar dengan dasar Surat Keputusan Wali Kota Balikpapan juga akan mengatur jam operasional pasar. Dasar aturannya tetap, jangan sampai pasar itu mengganggu ketertiban masyarakat, apalagi bulan Ramadhan adalah bulan suci dimana umat Islam menjalankan lebih banyak ibadah daripada bulan-bulan lainnya.
Pasar Ramadhan adalah pasar yang menjual, terutama sekali, kebutuhan berbuka puasa. Pasar Ramadhan menjadi unik sebab sering menjual makanan yang sehari-hari di luar Ramadhan agak susah didapat.
"Misalnya kue-kue atau wadai buatan orang Banjar seperti amparan tatak, pepare, putri selat dan bingka. Kalau di luar bulan Ramadhan mungkin ada saja yang jual, tapi sering kita tidak tahu di mana. Atau sebaliknya, kita tahu yang jual siapa dan ada di mana, tapi justru dia tidak buat kuenya. Nah saat Ramadhan, semuanya ada," kata Andin Syamsir, tokoh masyarakat Banjar di Balikpapan.
Suku Banjar berasal dari Kalimantan Selatan dan umumnya penganut agama Islam yang taat, sekaligus memiliki budaya kuliner yang kuat. Andin menjelaskan saat Ramadhan, agama dan budaya itu berpadu menciptakan momen khusus.
"Itu sebabnya kita selalu rindu Ramadhan, bulan puasa, bulan yang penuh berkah," sebutnya.
Andin sendiri merupakan satu tingkatan gelar dalam kebangsawanan Banjar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016