Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sejumlah kelompok ternak di Provinsi Kalimantan Timur mendapat bantuan mesin pertanian dari dinas teknis setempat, baik mesin untuk pengolahan lahan saat tanam maupun mesin untuk mempermudah panen padi.
"Sebanyak 14 unit mesin tanam (seed planter) dan mesin panen (harvester) ukuran sedang yang sudah kami siapkan. Peralatan itu akan dibagikan kepada kelompok tani di sepuluh kabupaten/kota," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim di Samarinda, Senin.
Salah satu mesin pertanian itu bahkan sudah diserahkan kepada kelompok tani di Desa Tajur, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser bberapa hari lalu, tepatnya pada Jumat, 25 Maret, bersamaan dengan syukuran panen raya padi sawah di desa tersebut.
Ketika panen raya itu, Bupati Paser Yusriansyah Sarkawi dan Kepala Dispertan Tanaman Pangan Kaltim Ibrahim turut mencoba alat mesin panen otomatis (combain harvester). Mesin ini mampu memanen padi dengan luasan satu hektare hanya dalam waktu dua jam.
Hebatnya lagi, mesin ini mampu memanen dengan pemisahan butir padi yang langsung dimasukkan ke karung penampung, sehingga keberadaan peralatan ini diyakini mampu meningkatkan mutu kualitas penanganan pascapanen sekaligus mempertahankan jumlah produksi.
Menurutnya, potensi panen padi sawah di Desa Tajur seluas 350 hektare dari total lahan yang tersedia seluas 10.200 ha. Ditargetkan potensi yang belum terbuka akan tergarap di tahun 2017 dengan tambahan luasan sebesar 500 ha.
Ibrahim meminta para petani tetap bersemangat menanam padi baik secara swadaya maupun dengan bantuan pemerintah. Apalagi pekerjaan bercocok tanam padi masih menjanjikan kuantungan yang besar bagi petani.
Misalnya, lanjut dia, untuk membuka satu hektare sawah, petani membutuhkan biaya pada kisaran Rp7,5 juta hingga Rp10 juta per ha. Namun, keuntungan yang didapat setelah gabah dijadikan beras, dapat mencapai Rp15 juta setiap hektarenya. Ini berarti ada selisih atau keuntungan antara Rp5 juta-Rp7,5 juta setiap musim tanam.
"Berarti modal awal pembukaan lahan sawah akan lebih kecil di musim tanam berikutnya. Apalagi jika dalam setahun dapat ditanam dua kali, maka keuntungan akan lebih besar bagi petani," ujarnya.
Sedangkan 14 unit mesin tanam dan mesin panen ukuran sedang yang telah disiapkan pihaknya, bukan hanya untuk kelompok tani di Paser, namun kelompok tani di kabupaten/kota lainnya juga akan mendapatkannya.
"Selain memberikan bantuan mesin pertanian, di tahun 2016 dan 2017 kami juga akan menganggarkan jalan usaha tani dan perbaikan irigasi tersier, supaya sawah-sawah petani bisa tercukupi air demi untuk meningkatkan produksi padi," kata Ibrahim lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
"Sebanyak 14 unit mesin tanam (seed planter) dan mesin panen (harvester) ukuran sedang yang sudah kami siapkan. Peralatan itu akan dibagikan kepada kelompok tani di sepuluh kabupaten/kota," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Kaltim Ibrahim di Samarinda, Senin.
Salah satu mesin pertanian itu bahkan sudah diserahkan kepada kelompok tani di Desa Tajur, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser bberapa hari lalu, tepatnya pada Jumat, 25 Maret, bersamaan dengan syukuran panen raya padi sawah di desa tersebut.
Ketika panen raya itu, Bupati Paser Yusriansyah Sarkawi dan Kepala Dispertan Tanaman Pangan Kaltim Ibrahim turut mencoba alat mesin panen otomatis (combain harvester). Mesin ini mampu memanen padi dengan luasan satu hektare hanya dalam waktu dua jam.
Hebatnya lagi, mesin ini mampu memanen dengan pemisahan butir padi yang langsung dimasukkan ke karung penampung, sehingga keberadaan peralatan ini diyakini mampu meningkatkan mutu kualitas penanganan pascapanen sekaligus mempertahankan jumlah produksi.
Menurutnya, potensi panen padi sawah di Desa Tajur seluas 350 hektare dari total lahan yang tersedia seluas 10.200 ha. Ditargetkan potensi yang belum terbuka akan tergarap di tahun 2017 dengan tambahan luasan sebesar 500 ha.
Ibrahim meminta para petani tetap bersemangat menanam padi baik secara swadaya maupun dengan bantuan pemerintah. Apalagi pekerjaan bercocok tanam padi masih menjanjikan kuantungan yang besar bagi petani.
Misalnya, lanjut dia, untuk membuka satu hektare sawah, petani membutuhkan biaya pada kisaran Rp7,5 juta hingga Rp10 juta per ha. Namun, keuntungan yang didapat setelah gabah dijadikan beras, dapat mencapai Rp15 juta setiap hektarenya. Ini berarti ada selisih atau keuntungan antara Rp5 juta-Rp7,5 juta setiap musim tanam.
"Berarti modal awal pembukaan lahan sawah akan lebih kecil di musim tanam berikutnya. Apalagi jika dalam setahun dapat ditanam dua kali, maka keuntungan akan lebih besar bagi petani," ujarnya.
Sedangkan 14 unit mesin tanam dan mesin panen ukuran sedang yang telah disiapkan pihaknya, bukan hanya untuk kelompok tani di Paser, namun kelompok tani di kabupaten/kota lainnya juga akan mendapatkannya.
"Selain memberikan bantuan mesin pertanian, di tahun 2016 dan 2017 kami juga akan menganggarkan jalan usaha tani dan perbaikan irigasi tersier, supaya sawah-sawah petani bisa tercukupi air demi untuk meningkatkan produksi padi," kata Ibrahim lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016