Bontang (ANTARA Kaltim) - Unit Pelaksana Teknis Tempat Pelelangan Ikan Tanjung Limau, Kota Bontang mencatat hasil tangkapan nelayan lokal menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 300 ton perbulan. 

Kepala UPT TPI Tanjung Limau, Robysay M Mallisa di Bontang, Kamis, mengemukakan pendapatan nelayan menurun karena perairan di TPI cukup dangkal sehingga menghambat kapal bertonase besar merapat dan bongkar hasil tangkapan.

"Kedalamannya hanya sekitar 2 meter saat air laut surut, sehingga kapal besar tidak bisa merapat ke pelabuhan. Jika dipaksakan masuk, kapalnya bisa tersangkut," katanya.

Roby telah mengusulkan kepada Pemkot Bontang untuk segera mengambil langkah-langkah percepatan pendalaman alur menuju Pelabuhan Tanjung Limau.  

"Pengerukan alur memang tidak mudah dilakukanm tentunya  ada kajian dan analisa terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan," ujarnya.

Menurut ia, pengerukan alur di sekitar TPI akan memudahkan kapal besar masuk dan merapat, sehingga berdampak pada meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Bontang.

"Kalau disetujui, pada 2017 sudah bisa dilakukan pengerukan. Saat ini proses kelengkapan administrasi  sudah diajukan ke kementerian terkait," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Pertanian (DPKP) Bontang Aji Erlinawati mengemukakan pengerukan alur TPI Tanjung Limau merupakan program jangka pendek untuk memudahkan kapal bertonase besar bisa langsung merapat.

"Solusi jangka panjangnya, kita akan melakukan penambahan atau perluasan areal jetty (dermaga)," katanya.
 
Ia menambahkan Pemkot Bontang telah melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat terkait penambahan dermaga di TPI Tanjung Limau, selain upaya pengerukan.

"Sekarang cuma ada satu dermaga, rencananya ditambah menjadi dua atau tiga dermaga," ujarnya. (*)

Pewarta: Irwan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016