Samarinda (ANTARA Kaltim) - Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan dan mewujudkan sebuah impiannya. Perbedaan ras, suku bangsa, negara, warna rambut, warna kulit, warna bola mata dan bahasa bukan menjadi suatu halangan untuk saling hidup rukun, tolong menolong sesama bangsa dan bernegara.

"Kedamaian tercipta ketika bangsa memiliki rasa solidaritas dan empati tinggi terhadap sesama tanpa membedakan-bedakan golongan kecil maupun besar atau lain sebagainya yang menyebabkan perpecahan," kata anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Ahmad Rosyidi.

Kenyamanan hidup suatu daerah harus tercipta, mewujudkan rasa empati dan saling mendukung satu sama lain. Jika menginginkan suatu daerah negara sukses tanpa menimbulkan perselisihan daerah atau dunia, tentu harus memiliki rasa penghormatan tinggi. Sehingga negara terbebas dari kekacauan.

Penyebab pertikaian, permusuhan, perselisihan sebagian tercipta lantaran perbedaan pendapat, saling tuding, saling ejek, tidak menerima kekalahan dan lain sebagainya. Hal tersebutlah pemicu suatu tindakan kejahatan kecil hingga sampai tindakan kejahatan besar terhadap pemuas diri melakukan balas dendam. Seperti bentrok, penculikan, pembunuhan, pengeboman suatu daerah terhadap seseorang yang tidak bersalah dan masih banyak lagi.

"Kekisruhan seperti itu dapat membuat masyarakat merasa tidak nyaman tinggal. Bahkan, warga negara Indonesia berpindah negara ke negara lain agar merasa nyaman lantaran daerah yang mereka tinggali sudah mereka anggap tidak nyaman," imbuh politikus Partai Persatuan Pembangunan ini.

Terlebih baru ini, kabar duka datang dari Jakarta yang belum lama ini mengalami aksi teror berupa pengeboman dan penembakan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1).

Menghadapi persoalan tersebut,  pemerintah dituntut untuk lebih meningkatkan keamanan menjamin keselamatan masyarakat. Khusus Kaltim sebagai tempat favorit persembunyian teroris, harus lebih meningkatkan kewaspadaannya dan melakukan pemeriksaan ketat terhadap arus pendatang pada bandara maupun pelabuhan. (Humas DPRD Kaltim/adv)

Pewarta:

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016