Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pertumbuhan alami penduduk Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kalah cepat dengan arus laju kaum pendatang ke "Kota Minyak" tersebut.
Menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Balikpapan, selama 2015 terjadi 12.199 kelahiran atau pertambahan penduduk alami.
"Dan sepanjang tahun itu juga terjadi migrasi sebanyak 31.199 jiwa," Kepala Disdukcapil Balikpapan Chairil Anwar, Senin.
Jumlah kematian di Kota Minyak sepanjang 2015 adalah 2.893 jiwa.
Dengan demikian, di akhir 2014 lampau jumlah penduduk Balikpapan adalah 703.915 jiwa, maka di akhir 2015 lalu jumlahnya sudah mencapai 736.807 jiwa.
"Dari semua faktor itu, kelahiran, kematian, dan migrasi, didapat angka pertumbuhan 4,22 persen," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Nur Wahid pada kesempatan terpisah.
Umumnya diketahui di Balikpapan, kedatangan orang ke Kota Minyak adalah untuk mencari pekerjaan. Sebagian besar sesungguhnya didatangkan sejumlah perusahaan yang melayani industri minyak dan gas, dan kemudian juga pertambangan batubara.
"Jadi sebagian mereka yang datang ke Balikpapan memang sudah mendapat pekerjaan," kata Chairil Anwar.
Industri migas menghela industri perhotelan, transportasi, pengantaran barang, properti, teknologi informasi, komunikasi, perdagangan, hingga pendidikan.
Namun demikian, untuk mengurangi kedatangan pencari kerja yang tidak memiliki keterampilan, Kota Minyak menerapkan aturan setiap pendatang harus menyerahkan uang jaminan yang besarnya ditentukan sekurangnya senilai harga tiket kapal laut ke daerah asal yang bersangkutan. Pendatang kemudian diberi waktu 3 bulan untuk mencari pekerjaan.
"Biasanya sih selalu dapat pekerjaan. Sampai hari ini di Balikpapan masih pekerjaan yang mencari orang," kata Jufriansyah, Direktur Stabil, lembaga yang berkhidmat pada persoalan-persoalan kota.
Pun perlambatan yang terjadi di industri migas dan pertambangan batubara tidak mengurangi laju pendatang ke Balikpapan.
"Ada sektor-sektor lain yang tetap memerlukan tenaga kerja terampil seperti properti dan perhotelan," jelas Jufriansyah. ***4***
(T.KR-NVA/B/T013/T013) 04-01-2016 06:12:25
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016
Menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Balikpapan, selama 2015 terjadi 12.199 kelahiran atau pertambahan penduduk alami.
"Dan sepanjang tahun itu juga terjadi migrasi sebanyak 31.199 jiwa," Kepala Disdukcapil Balikpapan Chairil Anwar, Senin.
Jumlah kematian di Kota Minyak sepanjang 2015 adalah 2.893 jiwa.
Dengan demikian, di akhir 2014 lampau jumlah penduduk Balikpapan adalah 703.915 jiwa, maka di akhir 2015 lalu jumlahnya sudah mencapai 736.807 jiwa.
"Dari semua faktor itu, kelahiran, kematian, dan migrasi, didapat angka pertumbuhan 4,22 persen," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Nur Wahid pada kesempatan terpisah.
Umumnya diketahui di Balikpapan, kedatangan orang ke Kota Minyak adalah untuk mencari pekerjaan. Sebagian besar sesungguhnya didatangkan sejumlah perusahaan yang melayani industri minyak dan gas, dan kemudian juga pertambangan batubara.
"Jadi sebagian mereka yang datang ke Balikpapan memang sudah mendapat pekerjaan," kata Chairil Anwar.
Industri migas menghela industri perhotelan, transportasi, pengantaran barang, properti, teknologi informasi, komunikasi, perdagangan, hingga pendidikan.
Namun demikian, untuk mengurangi kedatangan pencari kerja yang tidak memiliki keterampilan, Kota Minyak menerapkan aturan setiap pendatang harus menyerahkan uang jaminan yang besarnya ditentukan sekurangnya senilai harga tiket kapal laut ke daerah asal yang bersangkutan. Pendatang kemudian diberi waktu 3 bulan untuk mencari pekerjaan.
"Biasanya sih selalu dapat pekerjaan. Sampai hari ini di Balikpapan masih pekerjaan yang mencari orang," kata Jufriansyah, Direktur Stabil, lembaga yang berkhidmat pada persoalan-persoalan kota.
Pun perlambatan yang terjadi di industri migas dan pertambangan batubara tidak mengurangi laju pendatang ke Balikpapan.
"Ada sektor-sektor lain yang tetap memerlukan tenaga kerja terampil seperti properti dan perhotelan," jelas Jufriansyah. ***4***
(T.KR-NVA/B/T013/T013) 04-01-2016 06:12:25
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2016