Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemkot Samarinda, Kalimantan Timur, melalui instansi terkait terus menggencarkan penguatan 18 nilai pendidikan karakter kepada siswa, agar ke depan mereka memiliki keterampilan dan berdaya saing dalam menghadapi perkembangan zaman.
"Penguatan 18 nilai pendidikan karakter ini bahkan telah dituangkan dalam Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2015," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Kamis.
Sebanyak 18 nilai-nilai pendidikan karakter itu adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menurut Asli, jika 18 nilai pendidikan karakter tersebut tidak semuanya dapat diterapkan siswa, hendaknya siswa memperkuat minimal tiga saja, sehingga tiga nilai yang diterapkan tersebut sudah mampu membuat siswa cerdas dan memiliki daya saing tinggi.
"Minimal tiga pendidikan karakter itu misalnya disiplin, tanggung jawab, dan jujur. Jika anak terbiasa disiplin, pasti akan sukses dalam hidupnya. Kalau waktu masuk shalat ya langsung shalat, waktunya belajar ya belajar, dan begitu seterusnya," ujar dia.
Begitu pula dengan sifat jujur, apabila sejak dini sifat ini sudah ditanamkan dan terus mengakar sampai dewasa bahkan sampai tua, maka ia akan sukses karena setiap orang pasti lebih menghargai sifat kejujuran ketimbang pintar tapi tidak jujur.
"Penanaman pendidikan karakter atau budi pekerti terhadap siswa sudah lama kami tekankan. Mengapa ini kami lakukan, karena sikap seperti ini yang terpenting dalam mendidik siswa, apalagi Kemendikbud juga terus mengkampanyekan pendidikan karakter," katanya.
Asli Nuryadin melanjutkan para siswa selain mendapat pendidikan akademik di sekolah, juga harus mendapat sentuhan nonakademik, terlebih berbagai pemahaman mengenai budi pekerti, karena sikap ini akan menentukan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sejak saat ini maupun di masa depan.
"Proses pendidikan karakter sebenarnya sudah dilakukan sejak pertama kali anak masuk sekolah, yakni ketika orang tua mengantar anak di hari pertama dan dikenalkan kepada lingkungan sekolah, guru, serta teman sebaya sehingga terjadi interaksi sosial yang harmonis," kata Asli lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Penguatan 18 nilai pendidikan karakter ini bahkan telah dituangkan dalam Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2015," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Kamis.
Sebanyak 18 nilai-nilai pendidikan karakter itu adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menurut Asli, jika 18 nilai pendidikan karakter tersebut tidak semuanya dapat diterapkan siswa, hendaknya siswa memperkuat minimal tiga saja, sehingga tiga nilai yang diterapkan tersebut sudah mampu membuat siswa cerdas dan memiliki daya saing tinggi.
"Minimal tiga pendidikan karakter itu misalnya disiplin, tanggung jawab, dan jujur. Jika anak terbiasa disiplin, pasti akan sukses dalam hidupnya. Kalau waktu masuk shalat ya langsung shalat, waktunya belajar ya belajar, dan begitu seterusnya," ujar dia.
Begitu pula dengan sifat jujur, apabila sejak dini sifat ini sudah ditanamkan dan terus mengakar sampai dewasa bahkan sampai tua, maka ia akan sukses karena setiap orang pasti lebih menghargai sifat kejujuran ketimbang pintar tapi tidak jujur.
"Penanaman pendidikan karakter atau budi pekerti terhadap siswa sudah lama kami tekankan. Mengapa ini kami lakukan, karena sikap seperti ini yang terpenting dalam mendidik siswa, apalagi Kemendikbud juga terus mengkampanyekan pendidikan karakter," katanya.
Asli Nuryadin melanjutkan para siswa selain mendapat pendidikan akademik di sekolah, juga harus mendapat sentuhan nonakademik, terlebih berbagai pemahaman mengenai budi pekerti, karena sikap ini akan menentukan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sejak saat ini maupun di masa depan.
"Proses pendidikan karakter sebenarnya sudah dilakukan sejak pertama kali anak masuk sekolah, yakni ketika orang tua mengantar anak di hari pertama dan dikenalkan kepada lingkungan sekolah, guru, serta teman sebaya sehingga terjadi interaksi sosial yang harmonis," kata Asli lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015