Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kelanjutan pembangunan Dermaga II Sungai Kunjang tahap V di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tahun anggaran 2015 kembali mendapat alokasi dari pemerintah pusat melalui APBN senilai Rp17,4 miliar untuk pekerjaan sisi darat.
"Jenis pembangunan dari dana Kementerian Perhubungan yang sebesar itu berupa pekerjaan konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan dari empat tahap sebelumnya," ucap Kepala Bidang Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim, Murjani di Samarinda, Jumat.
Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, APBN mengalokasikan dana untuk percepatan penuntasan pekerjaan di Dermaga Sungai Kunjang, seperti pada tahun 2014 mengalokasikan dana senilai Rp15 miliar untuk pembangunan Dermaga II tahap IV.
Kemudian pada tahun 2013 APBN juga mengucurkan dana untuk menyelasaikan pekerjaan pada Dermaga I Sungai Kunjang, yakni senilai Rp12 miliar.
Menurutnya, Pelabuhan Sungai Kunjang dibutuhkan dua dermaga karena arus transportasi sungai dari dan ke pelabuhan itu cukup ramai, baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang menuju pedalaman atau ke hulu Sungai Mahakam.
Jalur sungai menuju pedalaman hingga kini masih menjadi alternatif utama untuk angkutan barang ke hulu Mahakam, karena tarifnya relatif lebih murah ketimbang menggunakan jalur darat.
Rute yang dilayani melalui kapal kayu dari Sungai Kunjang Samarinda antara lain Kota Bangun dan Muara Muntai di Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian Melak, Tering, dan sekitarnya di Kabupaten Kutai Barat.
Rute lainnya adalah ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, antara lain Kecamatan Long Bagun, Long Hubung, dan Kecamatan Laham.
Hingga kini, masyarakata pedalaman di hulu Mahakam bukan hanya menggunakan kapal kayu dari Sungai Kunjang untuk angkutan barang, tetapi banyak juga menumpang yang memanfaatkan jalur sungai sebagai sarana transportasi meskipun waktu yang dibutuhkan lebih lama.
Jalur mulai Sungai Kunjang di Kota Samarinda hingga bagian hulu Sungai Mahakam, kata dia, dulunya merupakan satu-satunya akses bagi penumpang dan barang, sebelum terbangunnya jalan darat atau ketika jalur darat masih sulit dilalui.
Atas dasar masih ramainya jalur sungai menuju ke kawasan hulu itu, maka Pemprov Kaltim bersama pusat terus mengupayakan peningkatan pelabuhan tersebut, yakni untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jasa pelabuhan.
Murjani juga mengatakan, Pelabuhan Sungai Kunjang pada Demaga I sudah tuntas pembangunannya dan dapat difungsikan sejak tahun 2014, sehingga saat ini tinggal melanjutkan pembangunan untuk penuntasan Dermaga II.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015
"Jenis pembangunan dari dana Kementerian Perhubungan yang sebesar itu berupa pekerjaan konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan dari empat tahap sebelumnya," ucap Kepala Bidang Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Provinsi Kaltim, Murjani di Samarinda, Jumat.
Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, APBN mengalokasikan dana untuk percepatan penuntasan pekerjaan di Dermaga Sungai Kunjang, seperti pada tahun 2014 mengalokasikan dana senilai Rp15 miliar untuk pembangunan Dermaga II tahap IV.
Kemudian pada tahun 2013 APBN juga mengucurkan dana untuk menyelasaikan pekerjaan pada Dermaga I Sungai Kunjang, yakni senilai Rp12 miliar.
Menurutnya, Pelabuhan Sungai Kunjang dibutuhkan dua dermaga karena arus transportasi sungai dari dan ke pelabuhan itu cukup ramai, baik untuk angkutan barang maupun angkutan penumpang menuju pedalaman atau ke hulu Sungai Mahakam.
Jalur sungai menuju pedalaman hingga kini masih menjadi alternatif utama untuk angkutan barang ke hulu Mahakam, karena tarifnya relatif lebih murah ketimbang menggunakan jalur darat.
Rute yang dilayani melalui kapal kayu dari Sungai Kunjang Samarinda antara lain Kota Bangun dan Muara Muntai di Kabupaten Kutai Kartanegara, kemudian Melak, Tering, dan sekitarnya di Kabupaten Kutai Barat.
Rute lainnya adalah ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, antara lain Kecamatan Long Bagun, Long Hubung, dan Kecamatan Laham.
Hingga kini, masyarakata pedalaman di hulu Mahakam bukan hanya menggunakan kapal kayu dari Sungai Kunjang untuk angkutan barang, tetapi banyak juga menumpang yang memanfaatkan jalur sungai sebagai sarana transportasi meskipun waktu yang dibutuhkan lebih lama.
Jalur mulai Sungai Kunjang di Kota Samarinda hingga bagian hulu Sungai Mahakam, kata dia, dulunya merupakan satu-satunya akses bagi penumpang dan barang, sebelum terbangunnya jalan darat atau ketika jalur darat masih sulit dilalui.
Atas dasar masih ramainya jalur sungai menuju ke kawasan hulu itu, maka Pemprov Kaltim bersama pusat terus mengupayakan peningkatan pelabuhan tersebut, yakni untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jasa pelabuhan.
Murjani juga mengatakan, Pelabuhan Sungai Kunjang pada Demaga I sudah tuntas pembangunannya dan dapat difungsikan sejak tahun 2014, sehingga saat ini tinggal melanjutkan pembangunan untuk penuntasan Dermaga II.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2015