Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) Rencana Strategis (Renstra) tahun 2024 guna mengidentifikasi tantangan dan merumuskan perbaikan program kesehatan di wilayah tersebut.
 
"Melalui Monev ini, kita dapat melihat capaian, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan perbaikan yang diperlukan untuk penyempurnaan pelaksanaan program ke depan," ujar Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin di Samarinda, Rabu.
 
Ia menjelaskan, Renstra Dinkes Kaltim 2024-2026 disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026. Dokumen Renstra merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran RPD sesuai tugas dan fungsi Dinkes Kaltim.
 
Keberhasilan Dinkes Kaltim mencapai target kinerja Renstra akan berdampak langsung pada pencapaian tujuan RPD Kaltim. Lanjutnya, Renstra berfungsi sebagai panduan strategis untuk memastikan target kinerja Pemprov Kaltim di bidang kesehatan tercapai.
 
"Perencanaan sebaik apapun memerlukan evaluasi yang komprehensif dan berkesinambungan agar dapat diadaptasi terhadap perubahan kondisi," tambah Jaya.
 
Beberapa tantangan yang dihadapi Dinkes Kaltim dalam pelaksanaan program kesehatan antara lain keterbatasan sumber daya manusia (SDM) kesehatan, terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
 
Distribusi tenaga kesehatan yang belum merata menjadi kendala dalam menyediakan layanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat Kaltim.
 
Selain itu, sarana dan prasarana kesehatan yang belum memadai di beberapa wilayah juga menjadi perhatian. Ketersediaan fasilitas kesehatan, peralatan medis, dan obat-obatan yang terbatas menghambat pelayanan kesehatan dan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
 
Tantangan lainnya adalah peningkatan penyakit tidak menular. Pola hidup masyarakat yang kurang sehat menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, dan kanker.
 
"Di sisi lain, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga menjadi perhatian Dinkes Kaltim. Kurangnya pemahaman tentang PHBS menyebabkan masih tingginya angka kejadian penyakit menular," papar Jaya.
 
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Dinkes Kaltim telah merumuskan beberapa strategi perbaikan program kesehatan. Dinkes Kaltim akan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan melalui program beasiswa, pelatihan, dan penempatan tenaga kesehatan di daerah terpencil.
 
"Upaya ini diharapkan dapat mengatasi ketimpangan distribusi tenaga kesehatan dan meningkatkan kompetensi SDM di bidang kesehatan," ucapnya.
 
Selain itu, Dinkes juga akan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan melalui pembangunan fasilitas kesehatan baru, pengadaan peralatan medis, dan peningkatan sistem penyediaan obat-obatan. 
 
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular akan terus dilakukan melalui promosi kesehatan, deteksi dini, dan penanganan yang komprehensif.
 
"Dinkes Kaltim akan meningkatkan upaya promotif dan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit tidak menular," ungkap Jaya.
 
Terakhir, Dinkes Kaltim akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya PHBS melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Dinkes Kaltim terus mengedukasi PHBS kepada masyarakat melalui berbagai media dan kegiatan.
 

Pewarta: Ahmad Rifandi

Editor : M.Ghofar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024