Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Para peternak yang mengelola usaha penggemukan sapi di Gunung Binjai, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur meminta pemerintah kota membantu pemasaran ternak mereka.
"Saat menjelang Idul Adha seperti sekarang ini banyak sapi dari luar masuk dan dijual di Balikpapan, padahal di `Kota Minyak` sendiri masih banyak yang bisa menyuplai kebutuhan hewan kurban itu," kata Sodikun, Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki, Gunung Binjai, Rabu.
Ia mengatakan tahun ini kebutuhan sapi termasuk untuk hewan kurban di kota Balikpapan diperkirakan mencapai 4.000 ekor. Jumlah itu naik 10 persen dibandingkan dengan Idul Adha tahun sebelumnya.
Dari jumlah itu, kata dia, sebagian besar didatangkan oleh pedagang hewan musiman. Sapi didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Hal ini dikeluhkan oleh kelompok peternak sapi Gunung Binjai.
Karena itu kami meminta pemerintah memfasilitasi agar sapi yang kami gemukan di kawasan Gunung Binjai bisa habis terserap pasar. Itu harapan kami," kata Sodikun.
Malah, kata Sodikun, kadang-kadang ada kabar bahwa sapi Gunung Binjai sudah habis padahal stok masih banyak. Sekarang ini masih tersisa 400 ekor, tahun lalu tersisa 200 ekor.
Di RT 14 Kelurahan Teritip Kampung Jawa, Gunung Binjai ini, setiap kepala keluarga memiliki sekurangnya 5 ekor sapi. Sapi-sapi itu dikandangkan di belakang rumah.
"Kami juga punya kandang bersama atau kandang komunal. Di kandang kelompok tani itu ada 50 ekor," ujarnya.
Peternak sapi di kawasan Gunung Binjai mampu menghasilkan sapi 1.000 ekor per tahun. Bahkan tahun 2013 ini mencapai 1.700 ekor dan tahun 2012 sebanyak 1.400 ekor lebih. Untuk seluruh Teritip, menurut Sodikun, tidak kurang dari 2.000 ekor.
Menurut dia para peternak juga menjamin kesehatan sapi-sapi mereka, karena sapi-sapi itu diperiksa oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan.
"Soal kualitas daging, sapi Gunung Binjai lebih bagus dan lebih berisi, sementara harga bisa bersaing bahkan ada selisih Rp500 ribu hingga Rp1 juta per ekor. Harganya sapi mulai Rp12 juta sampai Rp30 juta, jenis ada sapi Bali, simental dan limosin,," kata Sodikun.
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari daerah pemilihan (Dapil) Balikpapan Andi Burhanuddin Solong juga membeli 10 ekor sapi dari penernak Gunung Binjai untuk hewan kurban Idul Adha 1435 Hijriyah.
Karena itu Andi mengimbau SKPD dan masyarakat Balikpapan yang akan berkurban dalam jumlah besar atau kelompok dapat mendatangi lokasi ini.
"Pesanan kita diantar sampai tempat. Ini juga untuk menolong para peternak dan keberlanjutan usaha pertenakan sapi bagi kelompok tani di Gunung Binjai," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014
"Saat menjelang Idul Adha seperti sekarang ini banyak sapi dari luar masuk dan dijual di Balikpapan, padahal di `Kota Minyak` sendiri masih banyak yang bisa menyuplai kebutuhan hewan kurban itu," kata Sodikun, Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki, Gunung Binjai, Rabu.
Ia mengatakan tahun ini kebutuhan sapi termasuk untuk hewan kurban di kota Balikpapan diperkirakan mencapai 4.000 ekor. Jumlah itu naik 10 persen dibandingkan dengan Idul Adha tahun sebelumnya.
Dari jumlah itu, kata dia, sebagian besar didatangkan oleh pedagang hewan musiman. Sapi didatangkan dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Hal ini dikeluhkan oleh kelompok peternak sapi Gunung Binjai.
Karena itu kami meminta pemerintah memfasilitasi agar sapi yang kami gemukan di kawasan Gunung Binjai bisa habis terserap pasar. Itu harapan kami," kata Sodikun.
Malah, kata Sodikun, kadang-kadang ada kabar bahwa sapi Gunung Binjai sudah habis padahal stok masih banyak. Sekarang ini masih tersisa 400 ekor, tahun lalu tersisa 200 ekor.
Di RT 14 Kelurahan Teritip Kampung Jawa, Gunung Binjai ini, setiap kepala keluarga memiliki sekurangnya 5 ekor sapi. Sapi-sapi itu dikandangkan di belakang rumah.
"Kami juga punya kandang bersama atau kandang komunal. Di kandang kelompok tani itu ada 50 ekor," ujarnya.
Peternak sapi di kawasan Gunung Binjai mampu menghasilkan sapi 1.000 ekor per tahun. Bahkan tahun 2013 ini mencapai 1.700 ekor dan tahun 2012 sebanyak 1.400 ekor lebih. Untuk seluruh Teritip, menurut Sodikun, tidak kurang dari 2.000 ekor.
Menurut dia para peternak juga menjamin kesehatan sapi-sapi mereka, karena sapi-sapi itu diperiksa oleh dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Peternakan.
"Soal kualitas daging, sapi Gunung Binjai lebih bagus dan lebih berisi, sementara harga bisa bersaing bahkan ada selisih Rp500 ribu hingga Rp1 juta per ekor. Harganya sapi mulai Rp12 juta sampai Rp30 juta, jenis ada sapi Bali, simental dan limosin,," kata Sodikun.
Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dari daerah pemilihan (Dapil) Balikpapan Andi Burhanuddin Solong juga membeli 10 ekor sapi dari penernak Gunung Binjai untuk hewan kurban Idul Adha 1435 Hijriyah.
Karena itu Andi mengimbau SKPD dan masyarakat Balikpapan yang akan berkurban dalam jumlah besar atau kelompok dapat mendatangi lokasi ini.
"Pesanan kita diantar sampai tempat. Ini juga untuk menolong para peternak dan keberlanjutan usaha pertenakan sapi bagi kelompok tani di Gunung Binjai," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2014