Melalui pesta adat dan budaya Lom Plai, suku Dayak Wehea meminta percepatan perlindungan sebagai masyarakat hukum adat (MHA).
“Kami ingin mendapat pengakuan dan perlindungan dari pemerintah. Agar kami dan penerus masyarakat Wehea mendapat kepastian hukum dari pemerintah,” ucap Kepala adat suku Dayak Wehea Ledjie Taq, usai penutupan ritual Lom Plai di Muara Wahau, Kabupaten, Kutai Timur,Provinsi Kalimantan Timur, Selasa.
Ia mengatakan pesta adat Budaya Lom Plai menghadirkan kepala daerah baik tingkat kabupaten maupun provinsi, diharapkan dapat melakukan pendampingan untuk mempercepat pengakuan MHA suku Dayak Wehea.
Ledjie Taq menjelaskan suku Dayak Wehea tersebar pada enam desa di Kecamatan Muara Wahau, Desa Nehas Liah Bing, Long Wehea, Diaq Leway, Dea Beq, Diaq Lay, dan Bea Nehas.
"Keenam desa tersebut telah lama menunggu pengakuan MHA dari pemerintah. Karena melalui MHA itu, masyarakat Dayak Wehea dapat melindungi tempat tinggal dari kerusakan lingkungan yang disebabkan beberapa faktor, baik penebangan liar, maupun pembukaan lahan dari perusahaan yang mengancam hutan lindung Wehea.
Pada kesempatan itu, Kepala Adat Dayak Wehea juga mengajukan permohonan lainnya, seperti insentif dan operasional pengurus lembaga adat, penyediaan satu unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
“Kami berharap melalui kegiatan Lom Plai ini, kegiatan adat kami selalu dapat bantuan, dari kabupaten, CSR dari perusahaan, dan terkhusus dari Pemerintah Desa,” harapnya.
Ledjie Taq saat bertemu Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, meminta agar penerus generasi suku Dayak Wehea mendapat bantuan pendidikan yang layak.
“Kami mohon bapak Pj Gubernur dan Bupati untuk memberikan rekomendasi, memberikan perlakuan khusus kepada putra-putri kami melalui beasiswa sampai menyelesaikan pendidikannya,” pintanya.
Permohonan tersebut langsung diserahkan Kepala Adat Dayak Wehea kepada Pj Gubernur Kaltim saat menjamu tamu di rumahnya. Dengan harapan permohonan ini dapat terwujud dengan cepat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024