Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan telah melakukan screening Human Immunodeficiency Virus (HIV) sebanyak 20 ribu orang sepanjang tahun 2023.
"Dari hasil screening itu kami temukan ada 317 orang yang positif HIV," kata Ketua tim kerja pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Dewa Gede Dony Lesmana, di Balikpapan, Jumat.
Dia menyebutkan jumlah tersebut menurun sebanyak 21 kasus, jika dibandingkan penderita tahun 2022 sebanyak 338 kasus.
Lanjutnya dari ratusan kasus tersebut, jika ditarik ke tingkat kecamatan, penyebaran HIV paling banyak terdapat di Kecamatan Balikpapan Kota.
"Ini berdasarkan data kami dari Dinkes Balikpapan," ujarnya.
Dony mengatakan pengidap HIV di Balikpapan rata-rata masih di usia produktif, atau sekitar usia 25 hingga 49 tahun, dan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki.
Menurutnya pengidap HIV biasanya disebabkan berbagai faktor, seperti seks antar sesama jenis, pekerja seks, kemudian transgender, dan lain sebagainya.
Dia mengemukakan, meski kasus HIV terdeteksi di Kota Balikpapan, namun sejumlah pasien tersebut tak semua berasal dari Kota Balikpapan.
"Mereka warga luar, tapi tes di sini (Balikpapan), ada yang dari Kabupaten Penajam, dan beberapa kota lainnya," ungkapnya.
Lanjutnya, adapun upaya pencegahan penyakit menular itu dilakukan secara menyeluruh oleh Dinkes Balikpapan dengan harapan dapat memutus rantai penularan.
Dony menuturkan upaya pencegahan, pertama menggencarkan tes, jadi jika ditemukan terkonfirmasi positif , maka langsung dilakukan penanganan sama dengan penggunaan alat kontrasepsi sebagai langkah pencegahan.
Kemudian yang kedua, Dinkes Balikpapan menambah layanan khusus HIV, jika di runtut mulai tahun 2021 hanya memiliki tiga layanan, kini sudah ada 23 layanan atau bertambah 20 layanan.
"Artinya mereka bisa berobat di Puskesmas, bisa di rumah sakit, bisa di swasta dan negeri," ujar Dony.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024
"Dari hasil screening itu kami temukan ada 317 orang yang positif HIV," kata Ketua tim kerja pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Dewa Gede Dony Lesmana, di Balikpapan, Jumat.
Dia menyebutkan jumlah tersebut menurun sebanyak 21 kasus, jika dibandingkan penderita tahun 2022 sebanyak 338 kasus.
Lanjutnya dari ratusan kasus tersebut, jika ditarik ke tingkat kecamatan, penyebaran HIV paling banyak terdapat di Kecamatan Balikpapan Kota.
"Ini berdasarkan data kami dari Dinkes Balikpapan," ujarnya.
Dony mengatakan pengidap HIV di Balikpapan rata-rata masih di usia produktif, atau sekitar usia 25 hingga 49 tahun, dan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki.
Menurutnya pengidap HIV biasanya disebabkan berbagai faktor, seperti seks antar sesama jenis, pekerja seks, kemudian transgender, dan lain sebagainya.
Dia mengemukakan, meski kasus HIV terdeteksi di Kota Balikpapan, namun sejumlah pasien tersebut tak semua berasal dari Kota Balikpapan.
"Mereka warga luar, tapi tes di sini (Balikpapan), ada yang dari Kabupaten Penajam, dan beberapa kota lainnya," ungkapnya.
Lanjutnya, adapun upaya pencegahan penyakit menular itu dilakukan secara menyeluruh oleh Dinkes Balikpapan dengan harapan dapat memutus rantai penularan.
Dony menuturkan upaya pencegahan, pertama menggencarkan tes, jadi jika ditemukan terkonfirmasi positif , maka langsung dilakukan penanganan sama dengan penggunaan alat kontrasepsi sebagai langkah pencegahan.
Kemudian yang kedua, Dinkes Balikpapan menambah layanan khusus HIV, jika di runtut mulai tahun 2021 hanya memiliki tiga layanan, kini sudah ada 23 layanan atau bertambah 20 layanan.
"Artinya mereka bisa berobat di Puskesmas, bisa di rumah sakit, bisa di swasta dan negeri," ujar Dony.(Adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2024