Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku siap melakukan redenominasi rupiah, walau ada tiga faktor yang mempengaruhinya saat ini.
"Redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desain, tahapannya, sudah kami siapkan semua secara operasional dan langkah-langkahnya," ucap Perry di Jakarta, Kamis.
Redenominasi merupakan upaya penyederhanaan nilai mata uang rupiah, tanpa mengubah nilai tukarnya. Redenominasi bertujuan menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Bank Sentral Tanah Air itu, saat ini belum menemukan waktu yang sesuai untuk redenominasi. Tiga faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, menurut Perry.
Baca juga: Andi Harun minta masyarakat jaga kehormatan rupiah
Pertama, kondisi makroekonomi. Makroekonomi Indonesia memang sudah membaik dan pulih, tapi masih terdapat potensi dampak rambatan dari ekonomi global yang masih dirundung ketidakpastian.
Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat dengan kecenderungan risiko pertumbuhan yang melambat dan kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi.
Kemudian faktor kedua, adalah kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan. Di Tanah Air, kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan sudah stabil.
Hanya saja, Indonesia masih dihantui oleh ketidakpastian global.
Faktor ketiga yakni kondisi sosial dan politik, dimana untuk melakukan redenominasi diperlukan kondisi sosial dan politik yang kondusif, mendukung, positif, serta kuat.
"Untuk kondisi sosial dan politik ini pemerintah yang lebih mengetahui," kata Perry.
Baca juga: Gubernur terima uang rupiah baru dari Perwakilan BI Kaltim
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desain, tahapannya, sudah kami siapkan semua secara operasional dan langkah-langkahnya," ucap Perry di Jakarta, Kamis.
Redenominasi merupakan upaya penyederhanaan nilai mata uang rupiah, tanpa mengubah nilai tukarnya. Redenominasi bertujuan menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Bank Sentral Tanah Air itu, saat ini belum menemukan waktu yang sesuai untuk redenominasi. Tiga faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut, menurut Perry.
Baca juga: Andi Harun minta masyarakat jaga kehormatan rupiah
Pertama, kondisi makroekonomi. Makroekonomi Indonesia memang sudah membaik dan pulih, tapi masih terdapat potensi dampak rambatan dari ekonomi global yang masih dirundung ketidakpastian.
Ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat dengan kecenderungan risiko pertumbuhan yang melambat dan kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi.
Kemudian faktor kedua, adalah kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan. Di Tanah Air, kondisi moneter dan stabilitas sistem keuangan sudah stabil.
Hanya saja, Indonesia masih dihantui oleh ketidakpastian global.
Faktor ketiga yakni kondisi sosial dan politik, dimana untuk melakukan redenominasi diperlukan kondisi sosial dan politik yang kondusif, mendukung, positif, serta kuat.
"Untuk kondisi sosial dan politik ini pemerintah yang lebih mengetahui," kata Perry.
Baca juga: Gubernur terima uang rupiah baru dari Perwakilan BI Kaltim
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023