Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ananda Emira Moeis mengatakan warga Indonesia kuat karena hidup mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan menjadi representasi warga Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
Hal itu disampaikannya pada sosialisasi wawasan kebangsaan (Sosbang) kepada warga RT. 12 Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Sabtu (21/1) malam.
“Kami menyampaikan empat pilar kepada warga RT 12 Lok Bahu Samarinda, meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal Ika yang merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” ucap Ananda di Samarinda, Minggu.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan tersebut lebih menitikberatkan pada konsep hidup berpancasila, sebab Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsep yang telah disusun sedemikian rupa yang menjadi representasi warga negara dan tujuan dalam bernegara.
Ia mengingatkan, bagaimana warga harus selalu memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), untuk senantiasa menjaga harkat dan martabat bangsa serta memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
“Saya merasa terhormat datang ke warga RT. 12, jalan M. Said, Gang 10, Lok Bahu, karena warganya terlihat menjunjung tinggi gotong royong dan saling menjaga silaturahmi, dari sini tercermin nilai pancasila, apalagi di momen memperingati hari ulang tahun (HUT) Samarinda yang ke-355,” ucap Ananda.
Dikemukakannya, pengamalan nilai Pancasila juga tergambar ketika melihat Ibu-ibu warga sekitar antusias menyediakan masakan dan syukuran untuk merayakan HUT Samarinda. Mereka juga selalu menjaga keamanan dan kenyamanan, khususnya untuk warga sekitar.
Lanjutnya, poin penting dari empat pilar tersebut dilihat dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sudah Pancasilais, tergambar dari keseharian kebiasaan masyarakat Indonesia, jadi sudah mengakar kebiasaan gotong royong, jadi bukan hanya sekadar teori, tapi penerapannya jauh lebih penting.
“Kita juga menengok implementasi Pancasila dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam bernegara, mereka senantiasa menjadikan pola hidup berpancasila, sebagai pondasi hidup warga, seperti contoh mempertahankan adat istiadat, gotong royong, saling membantu sesama tetangga, dan bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu hal,” ungkap Ananda.
Ia menuturkan, selama pandemi warga mendapat pelajaran penting bahwa masyarakat Indonesia itu sudah bertahan karena hidup sudah berpancasila. Dalam artian ada warga yang kesusahan, mereka saling- bahu membahu menyumbang, saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain.
Pancasila yang mengakar pada diri bangsa inilah yang bisa menangkal indikasi yang merongrong keruntuhan NKRI. Pada kebiasaan warga Indonesia, walau berbeda suku, agama, dan ras, yang namanya Bhineka tunggal Ika yang dijinjing, maka tidak akan jatuh persatuan dan kesatuannya.(Fan/ADV/DPRD Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Hal itu disampaikannya pada sosialisasi wawasan kebangsaan (Sosbang) kepada warga RT. 12 Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Sabtu (21/1) malam.
“Kami menyampaikan empat pilar kepada warga RT 12 Lok Bahu Samarinda, meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal Ika yang merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,” ucap Ananda di Samarinda, Minggu.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan tersebut lebih menitikberatkan pada konsep hidup berpancasila, sebab Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsep yang telah disusun sedemikian rupa yang menjadi representasi warga negara dan tujuan dalam bernegara.
Ia mengingatkan, bagaimana warga harus selalu memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), untuk senantiasa menjaga harkat dan martabat bangsa serta memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
“Saya merasa terhormat datang ke warga RT. 12, jalan M. Said, Gang 10, Lok Bahu, karena warganya terlihat menjunjung tinggi gotong royong dan saling menjaga silaturahmi, dari sini tercermin nilai pancasila, apalagi di momen memperingati hari ulang tahun (HUT) Samarinda yang ke-355,” ucap Ananda.
Dikemukakannya, pengamalan nilai Pancasila juga tergambar ketika melihat Ibu-ibu warga sekitar antusias menyediakan masakan dan syukuran untuk merayakan HUT Samarinda. Mereka juga selalu menjaga keamanan dan kenyamanan, khususnya untuk warga sekitar.
Lanjutnya, poin penting dari empat pilar tersebut dilihat dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sudah Pancasilais, tergambar dari keseharian kebiasaan masyarakat Indonesia, jadi sudah mengakar kebiasaan gotong royong, jadi bukan hanya sekadar teori, tapi penerapannya jauh lebih penting.
“Kita juga menengok implementasi Pancasila dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam bernegara, mereka senantiasa menjadikan pola hidup berpancasila, sebagai pondasi hidup warga, seperti contoh mempertahankan adat istiadat, gotong royong, saling membantu sesama tetangga, dan bermusyawarah dalam memutuskan sesuatu hal,” ungkap Ananda.
Ia menuturkan, selama pandemi warga mendapat pelajaran penting bahwa masyarakat Indonesia itu sudah bertahan karena hidup sudah berpancasila. Dalam artian ada warga yang kesusahan, mereka saling- bahu membahu menyumbang, saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain.
Pancasila yang mengakar pada diri bangsa inilah yang bisa menangkal indikasi yang merongrong keruntuhan NKRI. Pada kebiasaan warga Indonesia, walau berbeda suku, agama, dan ras, yang namanya Bhineka tunggal Ika yang dijinjing, maka tidak akan jatuh persatuan dan kesatuannya.(Fan/ADV/DPRD Kaltim)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023