Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur, Noryani Sorayalita mengingatkan kepada kaum perempuan di wilayah setempat untuk lebih aktif dan terampil menyiasati kondisi keluarga saat pandemi COVID-19.
Soraya mengatakan pandemi yang terjadi dua tahun terakhir telah berdampak tidak hanya pada kesehatan. Namun beban keluarga juga menjadi lebih besar dan kompleks, terlebih jika kepala keluarga terkena PHK.
"Anak belajar dari rumah secara daring, semua berkumpul di rumah. Jika tidak disikapi dengan bijak, hal ini akan membawa akibat negatif," sebut Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kaltim, Noryani Sorayalita saat Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga di Samarinda, Senin.
Dia mengatakan, kondisi saat ini menuntut perempuan memiliki peran yang lebih besar dan harus mampu beradaptasi di berbagai situasi.
Selain peran sebagai istri, ibu juga dituntut menguasai IT agar bisa mendampingi anak belajar.
"Ibu juga mempunyai peran kunci pertahanan keluarga. Menjaga asupan gizi keluarga dan menerapkan pola hidup sehat" tuturnya.
Beban tersebut, menurut perempuan yang akrab dipanggil Soraya ini, akan bertambah bagi perempuan pekerja atau yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Dalam kondisi sekarang, banyak perempuan bangkit. dari semula tidak bekerja menjadi bekerja ataupun memulai usaha-usaha lainnya,"katanya.
Namun, kontribusi perempuan masih terkendala pada akses dan peluang pasar serta hanya pada sektor non formal yang sebagian besar kurang bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan hukum.
Selain itu, masih terjadi kesenjangan gender pada berbagai sektor lainnya, sehingga membatasi ruang gerak kaum hawa untuk bisa berkreasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Soraya mengatakan pandemi yang terjadi dua tahun terakhir telah berdampak tidak hanya pada kesehatan. Namun beban keluarga juga menjadi lebih besar dan kompleks, terlebih jika kepala keluarga terkena PHK.
"Anak belajar dari rumah secara daring, semua berkumpul di rumah. Jika tidak disikapi dengan bijak, hal ini akan membawa akibat negatif," sebut Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kaltim, Noryani Sorayalita saat Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga di Samarinda, Senin.
Dia mengatakan, kondisi saat ini menuntut perempuan memiliki peran yang lebih besar dan harus mampu beradaptasi di berbagai situasi.
Selain peran sebagai istri, ibu juga dituntut menguasai IT agar bisa mendampingi anak belajar.
"Ibu juga mempunyai peran kunci pertahanan keluarga. Menjaga asupan gizi keluarga dan menerapkan pola hidup sehat" tuturnya.
Beban tersebut, menurut perempuan yang akrab dipanggil Soraya ini, akan bertambah bagi perempuan pekerja atau yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Dalam kondisi sekarang, banyak perempuan bangkit. dari semula tidak bekerja menjadi bekerja ataupun memulai usaha-usaha lainnya,"katanya.
Namun, kontribusi perempuan masih terkendala pada akses dan peluang pasar serta hanya pada sektor non formal yang sebagian besar kurang bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan hukum.
Selain itu, masih terjadi kesenjangan gender pada berbagai sektor lainnya, sehingga membatasi ruang gerak kaum hawa untuk bisa berkreasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021