Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan seluruh media
berperan besar untuk menanggulangi berita gurauan "hoax news" maupun
ujaran kebencian yang kerap disebarkan melalui media sosial.
"Ya mestinya, baik media mainstream maupun media online, mestinya
itu meluruskan kalau ada berita-berita yang tidak benar, ada
berita-berita yang bohong, ada hoax, ada ujaran-ujaran yang tidak baik,
sehingga masyarakat menjadi tercerahkan oleh pelurusan itu," kata Jokowi
ditemui usai menghadiri jamuan makan malam penghargaan Guillermo Cano
World Press Freedom di Balai Sidang Jakarta pada Rabu petang.
Dengan peran tersebut, media dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai penyaring mana berita yang benar atau berita palsu.
Jokowi juga meminta agar media-media arus utama tidak turut
"mempromosikan" kabar-kabar gurauan ataupun berita palsu sehingga
menyesatkan masyarakat.
"Jangan malah kalau ada berita-berita yang tidak benar, malah tidak
diluruskan, malah di angkat atau diviralkan," tegas Jokowi.
Terkait makna perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia, Kepala Negara
mengatakan kebebasan pers di Indonesia sebagai hasil perjuangan dari era
reformasi juga perlu dilakukan secara bertanggung jawab.
Dalam acara tersebut, Presiden juga menyaksikan penyerahan Guillermo
Cano World Press Freedom Prize kepada wartawan berkebangsaan Swedia,
Dawit Isaak.
Dia dianugerahi penghargaan tersebut atas perjuangan dan komitmennya dalam membela kebebasan pers.
Kendati demikian, kabar terakhir atas Dawit diketahui pada 2005. Dia
juga pernah ditangkap saat terjadi penyerangan kepada media pada
September 2001.
Perwakilan keluarga yang menerima penghargaan Guillermo Cano World
Press Freedom itu adalah putri dari Dawit, Betlehem Isaak. (*)
Presiden: Media Berperan Tanggulangi "Hoax News"
Kamis, 4 Mei 2017 9:21 WIB
media-media arus utama tidak turut "mempromosikan" kabar-kabar gurauan ataupun berita palsu sehingga menyesatkan masyarakat