Bontang (ANTARA News Kaltim) - Sebanyak 30 penghuni pondok pesantren Hidayatullah, Kota Bontang, Kalimantan Timur, keracunan makanan berupa ikan tongkol yang disumbangkan seorang donatur yang merupakan pengusaha warung.
"Kejadiannya siang kemarin (8/2), ada donatur yang menyumbang nasi bungkus ke Ponpes Hidayatullah. Lauk dari makanan ada tiga jenis yakni daging, ayam dan ikan tongkol. Ikan tongkol ini yang mengakibatkan anak-anak keracunan," kata Pengurus Ponpes Hidayatullah, Usman, di Bontang, Kamis.
Saat ini anak-anak yang masih duduk di bangku SMP masih dirawat di RS Amalia Bontang. Usai makan nasi, mereka langsung lemas dan jatuh, lalu pengurus pondok segera melarikan anak-anak itu ke RS Amalia yang merupakan rumah sakit terdekat. Oleh dokter yang menangani disarankan agar mereka tetap berada di UGD RS Amalia.
Ketika ditanya, Usman enggan menyebut nama donatur pemberi nasi bungkus tersebut karena yang bersangkutan merupakan donatur yang sering menyumbang ke pondok pesantren tersebut.
"Tetapi kami sudah memberitahu dia kalau nasi yang berlauk tongkol yang disumbangkan kemarin siang mengakibatkan anak-anak keracunan," ucap Usman.
Dia mengaku mengurus administrasi jaminan kesehatan bolak balik di UPTD Jamkesda Bontang sejak pagi, karena petugas yang harusnya mengurusi turut keracunan juga.
"Pemilik warung mengaku bahwa ikan tongkol kehujanan, sehingga ikan rasanya pahit. Ada kemungkinan ikan tongkol hasil tangkapan menggunakan bom," ujarnya yang mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mempermasalahkan hal tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Sosial Dissosnaker Bontang Nasution mengaku pernah keracunan ikan tongkol dan diakui waktu itu banyak tetangganya yang juga keracunan.
Menurut dia, alasan keracunan karena ikan tongkol kena hujan itu hanya menutup-nutupi saja, karena sebenarnya biasanya ikan tongkol itu telah diberi bahan pengawet berupa formalin, yang bukan pengawet makanan.
"Waktu itu, usai makan kepala ikan tongkol, badan saya merasa banyak penyakit yang muncul seperti muntah, mual, pusing, lemas," ujarnya.
Nasution mengingatkan warga agar berhati-hati jika membeli ikan dengan harga murah karena patut dicurigai memakai bahan pengawet formalin.
"Biasanya nelayan kapal putih kecil tidak menggunakan formalin untuk ikan hasil tangkapannya, tetapi kapal besar yang biasa memberi formalin. Mereka biasanya nelayan dari luar Bontang," kata Nasution. (*)
30 Penghuni Ponpes Hidayatullah Keracunan Tongkol
Kamis, 9 Februari 2012 10:36 WIB