Balikpapan, (Antaranews Kaltim) – Kebutuhan bahan bakar untuk pesawat terbang di Bandara APT Pranoto, Sungai Siring, Samarinda meningkat hingga 600 persen sejak mulai diresmikan Presiden Jokowi dan dioperasikan akhir Oktober lalu.
“Naik dari 3.000 liter per hari menjadi 18.000 liter perhari,” kata General Manager PT Pertamina Marketing Opertion Region (MOR) VI Boy J Lapian di Balikpapan, Selasa.
Bahkan menurut Lapian, dengan jumlah penerbangan yang diperkirakan akan semakin bertambah, kebutuhan bahan bakar pesawat berupa avtur itu bisa mencapai 30.000 liter perhari pada 2019.
Ada lima maskapai yang melayani penerbangan ke dan dari APT Pranoto, yaitu Garuda, Express Air, Susi Air, Batik Air dan Wings Air.
Batik menerbangi rute Samarinda-Jakarta lima kali seminggu dengan pesawat Airbus A320 156 tempat duduk, sementara Garuda satu kali terbang PP ke Jakarta.
Wings dan Express Air menghubungkan Samarinda sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur dengan kota-kota kabupaten.
Express terbang ke Tanjung Redeb, Berau sekali setiap hari, begitu juga dengan Wings. Express terbang ke Melak, Kutai Barat sehari sekali setiap hari.
Express juga melayani rute Samarinda-Tanjung Selor, Kalimantan Utara, tiga kali seminggu.
Wings dan Express Air menggunakan pesawat ATR-42 dengan kapasitas 42 tempat duduk.
Ada pun Susi Air melayani rute Samarinda-Balikpapan dengan pesawat Cessna 12 tempat duduk.
Jarak 110 km Samarinda-Balikpapan ditempuh Cessna dalam 25 menit.
Untuk melayani penerbangan-penerbangan itu, Pertamina mendirikan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dengan kapasitas 92.000 liter atau 92 Kilo Liter.
“Itu komitmen kami, Pertamina, dalam melayani kebutuhan bahan bakar penerbangan,” lanjut Lapian.
Dengan komitmen yang sama, satu DPPU juga dibuat di Bandara Kalimarau, Berau, kabupaten paling utara Kalimantan Timur.
Lapian berharap kedua DPPU memberikan efek langsung bagi dunia penerbangan Indonesia dan dampak ikutannya.
“Dengan meningkatnya jumlah penerbangan yang dapat dilayani oleh DPPU, tentunya akan menambah geliat ekonomi dan bisnis hingga pariwisata di Kalimantan Timur,” kata Lapian.