Samarinda (Antaranews Kaltim) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, menginstruksikan kepada universitas dan seluruh perguruan tinggi untuk mengembangkan literasi teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan dan hingga di lingkungan masyarakat.
"Teknologi selalu berkembang, sehingga pengembangan ini juga harus diikuti dan diimplementasikan dalam perguruan tinggi yang akhirnya diterapkan dalam lingkungan kerja," ucap Menristek setelah membuka Simposium Nasional Akuntansi (SNA) di Universitas Mulawarman Samarinda, Kamis.
Literasi teknologi merupakan kemampuan untuk menggunakan, memahami, mengatur dan menilai suatu inovasi yang melibatkan proses dan ilmu pengetahuan, guna memecahkan masalah dan memperluas kemampuan.
Dalam pengembangan pendidikan di perguruan tinggi, katanya, setidaknya ada empat literasi yang wajib diikuti. Selain literasi teknologi, tiga literasi lainnya adalah literasi sains, literasi bahasa, dan literasi data.
Untuk literasi bahasa, terutama bahasa Inggris, lanjutnya, harus dikuasai oleh mahasiswa karena kini Indonesia masuk di era global sehingga hubungannya bukan hanya di tingkat nasional, tapi sudah internasional yang perlu adanya pengusaan bahasa internasional.
Literasi sains juga tidak kalah pentingnya untuk diterapkan mahasiswa, karena melalui sains akan membiasakan pola pikir mahasiswa mempelajari berbagai aspek tertentu dari alam secara sistematik.
Terlebih jika sains ini digabungkan dengan literasi teknologi, maka akan diperoleh penemuan baru, bahkan teknologi terapan yang sesuai dengan kondisi lingkungan kerja masing-masing.
Begitu pula dengan literasi data, merupakan hal yang perlu dibiasakan mahasiswa ketika melakukan apa pun, karena data merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mengembangkan suatu potensi maupun untuk kebijakan pembangunan.
Ia juga mengatakan, keberadaan teknologi jangan sampai menjadikan malapetaka bagi manusia atau penggunanya, jangan manusia diperbudak oleh teknologi, terutama teknologi komunikasi melalui smart phone.
Menurutnya, dari jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 262 juta, 135 juta di antaranya memanfaatkan internet melalui smartphone. Dari jumlah ini, terdapat 307,4 juta smart phone yang digunakan untuk mengakses internet.
"Ternyata penggunaan internet melalui smart phone di Indonesia tidak mengarah ke pengetahuan dan hal-hal yang lebih baik, karena smart phone masih banyak digunakan untuk memproduksi hoax," kata Nasir. (*)
Menristekdikti instruksikan universitas kembangkan literasi teknologi
Kamis, 6 September 2018 22:05 WIB