Samarinda (ANTARA News) - Masa depan kesebelasan Persisam Putra Samarinda yang kini mampu ikut bersaing pada event bergengsi di tanah air, yakni Indonesia Super Liga (ISL) kini ibarat berada di ujung tanduk (terancam bubar) akibat terpaan krisis keuangan.
"Selama bertahun-tahun saya tidak pernah datang menyaksikan pertandingan Persisam tetapi kali ini saya sengaja 'turun gunung' untuk mengevaluasi apakah klub ini masih layak dipertahankan atau harus dibubarkan," kata pemilik klub Persisam Putra Samarinda, Harbiansyah Hanafiah di Samarinda, Minggu.
Kata Pak Haji, sapaan akrab Harbiansyah yang juga Ketua Umum KONI Kaltim itu mengenai alasannya hadir saat Persisam menjamu Persipura Papua dalam lanjutan ISL dengan skor akhir imbang (2-2) di Stadion Segiri Samarinda, Sabtu.
"Saya tidak mau membicarakan apa yang selama terjadi atau terkait kepemimpinan Aidil Fitri sebab yang saya harapkan bagaimana nasib Persisam kedepan," katanya
Pasca pengunduran diri Aidi Fitri sebagai Manajer Persisam Putra Samarinda, kondisi keuangan tim kebanggaan "urang Samarinda" itu kian terpuruk.
"Saat ini, kondisi keuangan Persisam bisa dikatakan nol. Dana bantuan Pemerintah Kota Samarinda tidak cukup digunakan hingga akhir musim kompetisi Indonesia Super Liga (ISL). Jadi, jika tidak ada solusi, Perisam saya kembalikan ke kampung halaman saya di Kabupaten Kutai Timur," kata Harbiansyah Hanafiah.
Namun, Ketua KONI Kaltim itu mengaku, telah menyampaikan masalah yang melilit Persisam kepada Wali Kota Samarinda, Achmad Amins.
"Saya kembali mengingatkan pak Walikota bahwa beliaulah yang mempengaruhi saya sehingga tim ini saya hibahkan kepada Pemerintah Kota Samarinda, sehingga pak Wali Kota meminta saya 'turun gunung' untuk mengevaluasi kembali Persisam," katanya.
"Saya juga sudah menyampaikan masalah ini kepada Ketua DPRD Samarinda untuk mencari solusi menyelamatkan tim kebanggaan kita ini," ujar Harbiansyah Hanafiah.
Ketua Pengprov PSSI Kaltim itu tetap optimistis, Persisam akan keluar dari krisis tersebut.
"Kemungkinan terburuk jika tidak ada dana, Persisam akan turun ke Divisi Utama dan harus membayar denda. Jika memang tidak ada jalan keluar, apa boleh buat kita terpaksa membayar denda dan memulangkan semua pemain. Tapi, saya akan tetap berusaha mencari jalan keluar agar Persisam bisa eksis," ungkap Harbiansyah Hanafiah.
Pria yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh penggagas Kaltim sebagai tuan rumah PON XVII-2009 menerangkan bahwa ia sangat mencita-citakan agar daerah itu menjadi "kiblat" olahraga khususnya sepak bola di Indonesia Timur.
"Dulu Makassar menjadi pusat olahraga di Indonesia Timur. Namun sekarang, anda coba bandingkan, di Makassar saat ini hanya memiliki satu stadion, sementara kita (Samarinda) ada tiga stadion," katanya menjelaskan dampak positif dengan keberhasilan Kaltim menjadi tuan rumah PON pertama di wilayah Kalimantan pada 2008 itu.
"Jadi, dengan fasilitas megah yang kita miliki saat ini akan sia-sia jika tidak ada komitmen semua pihak untuk memanfaatkannya," kata Harbiannsyah Hanafiah.
Persisam Terancam Bubar Akibat Terpaan Krisis Keuangan
Minggu, 10 Januari 2010 4:48 WIB