Nunukan (ANTARA Kaltim) - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Daerah Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur menyatakan kelangkaan daging sapi di wilayahnya karena tidak adanya suplai dari Tawau Malaysia dan merupakan tanggung jawab Disperindag setempat.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Nunukan, Ir Jabbar di Nunukan, Rabu mengatakan, masalah "menghilangnya" daging di wilayahnya sebenarnya tanggung jawab Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindag) Kabupaten Nunukan.
Sebab katanya Badan Ketahanan Pangan hanya melakukan kontrol terhadap ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Nunukan, sehingga menyangkut ada tidaknya daging dan bahan pangan lainnya bukan kewenangannya.
Ia mengakui jika daging di Kabupaten Nunukan tidak ada mestinya "leading sector" yakni Disperindag yang berkewenangan memikirkannya agar tetap tersedia.
Jika benar, kelangkaan daging disebabkan tidak adanya suplai dari negara tetangga Malaysia maka sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan ini.
Jabbar juga menyoroti soal masuknya daging dari luar negeri seperti daging asal India, Selandia Baru dan Australia secara ilegal karena dipasok ke Kabupaten Nunukan tanpa melalui mekanisme legal.
Ia mengatakan apapun bentuknya masuknya daging luar negeri tetap tidak dibenarkan ditambah pula daging-daging tersebut sangat diragukan aspek kesehatan dan proses penyembelihannya.
Masalah ketiadaan persediaan daging di Kabupaten Nunukan, Jabbar menilai perlu mencari penyebabnya apakah benar tidak ada pasokan dari Tawau Malaysia ataukah ada larangan.
Dari aspek perdagangannya, dia beranggapan mendatangkan daging dari luar negeri kemungkinan nilai keuntungannya lebih besar karena harga yang murah dibandingkan dengan daging segar hasil pemotongan di Kabupaten Nunukan.
Jabbar mengakui, kelangkaan daging di Kabupaten Nunukan belum diketahuinya sehingga akan berkoordinasi dengan leading sector yang bertanggungjawab.
"Saya tidak tahu kalau tidak ada daging di Nunukan ini. Jadi saya akan koordinasi terlebih dahulu dengan leadingsectornya membicarakan masalah ini terlebih dahulu," katanya.
Sebenarnya untuk mengantisipasi kelangkaan daging di wilayah itu, dia mengharapkan kepada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan untuk mengaktifkan kembali Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Mamolo Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan Selatan tersebut.
Menurut dia, hanya dengan langkah seperti itulah dapat menghindari masuknya daging luar negeri yang kualitas dan aspek kesehatannya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
"Semestinya RPH diaktifkan kembali supaya menghindari masuknya daging dari luar negeri. Sebenarnya tahun lalu pernah diaktifkan tapi sekarang tidak lagi," ucapnya. (*)
Kelangkaan Daging Sapi Tanggung Jawab Disperindag
Rabu, 21 November 2012 12:34 WIB