Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berhasil menyalakan kembali Api Abadi Mrapen, yang padam sejak September 2020.
Dengan menggunakan obor kecil, Gubernur menyulut tungku Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Selasa.
"Alhamdulillah, Api Abadi Mrapen kembali abadi," kata Ganjar usai acara penyalaan kembali Api Abadi Mrapen.
Ganjar menuturkan bahwa dia terkejut saat mengetahui Api Abadi Mrapen padam pada September 2020.
Selaku Gubernur, dia kemudian memerintahkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dan ahli-ahli geologi untuk menangani masalah itu.
"Setelah dicek ditemukan penyebabnya. Istilahnya gas yang menjadi penyuplai api abadi ini bocor halus di beberapa titik. Untuk itu saya titip pada masyarakat, ayo kita rawat karena ini jadi aset Grobogan," katanya.
Ganjar meminta warga sekitar kawasan Api Abadi Mrapen tidak melakukan pengeboran tanah secara sembarangan.
Kegiatan pengeboran tanah di sekitar kawasan Api Abadi Mrapen, ia mengatakan, harus dilakukan dengan izin dari Pemerintah Kabupaten Grobogan.
"Karena area ini saya kategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, ini akan mati lagi. Mari merasa handarbeni, saling memiliki dengan cara merawat bersama," katanya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa dalam upaya penyalaan kembali Api Abadi Mrapen, survei geolistrik dilakukan untuk mencari sumber api baru.
Saat melakukan upaya untuk menyalakan kembali Api Abadi Mrapen, ia melanjutkan, petugas melakukan pengeboran dan menemukan sumber gas dan api pada kedalaman 40 meter.
"Kami mereorientasi aliran gasnya. Sebab matinya Api Abadi Mrapen disebabkan karena kebocoran aliran gasnya," katanya.
Berkat upaya itu, menurut dia, Api Abadi Mrapen punya cukup suplai gas dan diperkirakan bisa tetap menyala hingga minimal 40 tahun ke depan.
"Itu prediksi minimal, sementara kami optimis ini bisa menyala selama 60 tahun, bahkan bisa lebih jika masyarakat sekitar terus merawatnya dengan baik," katanya.
Ganjar berharap selanjutnya Api Abadi Mrapen bisa mendatangkan manfaat bagi warga sekitarnya.
"Kita harapkan banyak event (acara) muncul, wisata muncul, sport tourism (wisata olahraga) juga muncul sehingga kegiatannya bisa aktif kembali," katanya.
Dengan menggunakan obor kecil, Gubernur menyulut tungku Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Selasa.
"Alhamdulillah, Api Abadi Mrapen kembali abadi," kata Ganjar usai acara penyalaan kembali Api Abadi Mrapen.
Ganjar menuturkan bahwa dia terkejut saat mengetahui Api Abadi Mrapen padam pada September 2020.
Selaku Gubernur, dia kemudian memerintahkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dan ahli-ahli geologi untuk menangani masalah itu.
"Setelah dicek ditemukan penyebabnya. Istilahnya gas yang menjadi penyuplai api abadi ini bocor halus di beberapa titik. Untuk itu saya titip pada masyarakat, ayo kita rawat karena ini jadi aset Grobogan," katanya.
Ganjar meminta warga sekitar kawasan Api Abadi Mrapen tidak melakukan pengeboran tanah secara sembarangan.
Kegiatan pengeboran tanah di sekitar kawasan Api Abadi Mrapen, ia mengatakan, harus dilakukan dengan izin dari Pemerintah Kabupaten Grobogan.
"Karena area ini saya kategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanpa izin dan tidak terkontrol, ini akan mati lagi. Mari merasa handarbeni, saling memiliki dengan cara merawat bersama," katanya.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa dalam upaya penyalaan kembali Api Abadi Mrapen, survei geolistrik dilakukan untuk mencari sumber api baru.
Saat melakukan upaya untuk menyalakan kembali Api Abadi Mrapen, ia melanjutkan, petugas melakukan pengeboran dan menemukan sumber gas dan api pada kedalaman 40 meter.
"Kami mereorientasi aliran gasnya. Sebab matinya Api Abadi Mrapen disebabkan karena kebocoran aliran gasnya," katanya.
Berkat upaya itu, menurut dia, Api Abadi Mrapen punya cukup suplai gas dan diperkirakan bisa tetap menyala hingga minimal 40 tahun ke depan.
"Itu prediksi minimal, sementara kami optimis ini bisa menyala selama 60 tahun, bahkan bisa lebih jika masyarakat sekitar terus merawatnya dengan baik," katanya.
Ganjar berharap selanjutnya Api Abadi Mrapen bisa mendatangkan manfaat bagi warga sekitarnya.
"Kita harapkan banyak event (acara) muncul, wisata muncul, sport tourism (wisata olahraga) juga muncul sehingga kegiatannya bisa aktif kembali," katanya.