Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Gerakan Indonesia Berkibar dicanangkan dalam talkshow bertema "Guruku Pahlawanku, Lentera Abad 21" di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu.

Bambang Irianto, praktisi pendidikan yang menjadi fasilitator gerakan itu mengatakan, Gerakan Indonesia Berkibar adalah pembaharuan pendidikan nasional yang diprakarsai Putera Sampoerna Foundation.

"Secara teknis yang kami kerjakan adalah memperbaiki kualitas guru dan sistem pembelajaran," katanya.

Perbaikan kualitas itu melalui sejumlah program yang disesuikan dengan kondisi guru-guru yang menjadi target. "Bisa kursus pengayaan materi pelajaran, psikologi pendidikan, dan lain-lain," kata Bambang.

Ia mengatakan, guru memang target utama gerakan untuk perbaikan pendidikan tersebut. Dengan guru-guru yang berkualitas tinggi maka mutu pendidikan dan kualitas keilmuan Indonesia diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi juga.

Program peningkatan profesionalisme guru itu disertai dengan program kepemimpinan pendidikan dan manajemen sekolah, program tata kelola sekolah, dan program lanjutan.

"Itu karena guru tidak sendirian dalam proses belajar mengajar, ada sekolah dan administrasinya, ada kepala sekolah, ada orangtua, ada masyarakat. Semua harus saling mendukung untuk kemajuan dan perubahan tersebut," ujar Bambang.

"Seperti dosen saya saat belajar di Amerika, dosen arsitektur tapi mendorong saya untuk menulis, sehingga pengembangan diri kita maksimal," cetus Ridwan Kamil, principal PT Urbane Indonesia dan dosen teknik arsitektu Institut Teknologi Bandung yang juga menjadi pembicara dalam talkshow tersebut.

Di sisi lain, menurut Monique Hardjoko, aktivis gerakan ini, para penyedia program disebut sebagai fasilitator. Kemudian, sebagai gerakan, kerja sama dibangun dengan banyak pihak.

"Untuk dana, misalnya, kami galang dari mitra, yaitu badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan banyak perusahaan melalui program CSR (corporate social responsibility) mereka," kata Monique.

Gerakan itu juga memanfaatkan jaringan media sosial seperti blog, facebook, twitter, hingga pers umum untuk menyebarluaskan pemahaman dan informasi kesadaran akan pentingnya pendidikan. Monique menyebut media sebagai pemberi pengaruh atau influencer.

"Kami minta bantuan rekan-rekan untuk menyampaikan betapa pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup, baik yang bersangkutan mapun orang lain," imbuh Monique.

Ia juga menambahkan bahwa Balikpapan adalah kota keenam yang dilibatkan, sebelumnya gerakan sudah dimulai di Palembang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.

Gerakan Indonesia Berkibar menempatkan pemerintah sebagai pendukung. Dengan wewenang yang dimilikinya pemerintah bisa membuat kebijakan untuk perbaikan kualitas pendidikan tersebut.

Saat ini kualitas pendidikan Indonesia tidak lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Berdasarkan data dari UNESCO di Education for All Global Monitoring Report 2011 menyebutkan indeks perkembangan pendidikan (education development index/EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69 dari 127 negara.

Posisi indeks ini menurun dibandingkan pada 2010 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-65.

Posisi EDI Indonesia pada 2011 ini lebih rendah dibandingkan dengan Brunei Darussalam yang menempati posisi ke-34 dan Malaysia yang menempati posisi ke-65.

Hal-hal yang memengaruhi terpuruknya pendidikan di Indonesia yakni rendahnya sarana fisik, kualitas guru, pemerataan kesempatan pendidikan, serta rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan.

Selain itu, tingginya biaya pendidikan serta rendahnya visi dan moralitas pendidik juga turut menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.

"Namun, kita punya kekuatan kebersamaan yang menciptakan kolaborasi kreativitas yang luar biasa," kata Ridwan.  (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012