Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Samarinda pada tahun 2021 memberikan fasilitasi ekspor produk sampingan sawit berupa bungkil sebanyak 257,67 ton dengan negara tujuan China.
Bungkil inti sawit atau Palm Kernell Expeller (PKE) dengan nilai mencapai Rp. 410,3 juta ini merupakan produk samping dari olahan sawit yang masih memiliki fraksi nutrisi.
Yakni berupa selulosa, lemak, protein, arabinoksilan, glukoronoxilan serta mineral yang dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran pakan ternak.
"Ini pengiriman pertama diawal tahun, walaupun masih dalam kondisi pandemi COVID-19 yang serba terbatas, alhamdulilah ekspor pertanian asal Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Samarinda tetap berjalan," kata Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Cahyono saat menyerahkan sertifikat fitosanitari kepada PT Pesud Abadi Mahakam, di Samarinda, Sabtu.
Menurut Cahyono, sertifikat ekspor yang diberikan oleh pihaknya selaku otoritas karantina pertanian setelah komoditas PKE ini melalui serangkaian pemeriksaan dan pengawasan.
"Kami pastikan komoditas ekspor ini sehat dan aman serta dapat diterima dinegara tujuan," tambahnya.
Cahyono menjelaskan dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya tercatat di tahun 2020 sebanyak 589,9 ton PKE senilai Rp950,4 juta berhasil dibukukan.
"Tentunya dengan awal tahun dan keran ekspor sudah dibuka bisa jadi awal yang baik,"tambahnya lagi.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil memberikan apresiasi terhadap perusahaan eksportir yang turut menggaungkan program upaya peningkatan ekspor melalui Gerakan Tiga Kali Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks).
"Kementerian Pertanian sendiri terus berupaya memberikan fasilitasi terhadap program ini. Baik untuk pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan atau pendampingan teknis dan lainnya," kata Jamil.
Jamil berharap Provinsi Kaltim dapat menggali lagi potensi komoditas lain yang dapat didorong menjadi komoditas unggulan ekspor.
Hal ini sejalan dengan atahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) yakni meningkatkan ekspor pertanian tidak melulu dari sawit, namun dari ragam komoditas lain.
"Untup mappingnya dapat dilihat pada aplikasi peta potensi ekspor, sudah kami siapkan. Silahkan mengaksesnya atau kunjungi klinik agro ekspor di kantor karantina pertanian terdekat," pungkas Jamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021