Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) mengklaim pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap kelemahan indikator penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) desa di wilayahnya.
“Sejak 2018 dan 2019 kita sudah lakukan evaluasi kelemahan. Kelemahan itu yang kita kejar untuk ditingkatkan agar indikator penilaiannya meningkat,”ujar Kepala DPMK Kubar Faustinus Syaidirahman saat menerima kunjungan Plh Kepala DPMPD Kaltim Surono, di ruang kerjanya, Kamis (1/10).
Ia mengatakan kelemahan itu diantaranya terkait peningkatan Alokasi Dana Kampung (ADK) Kutai Barat untuk mengakomodir yang tidak masuk dalam kegiatan bersumber Dana Desa.
Kemudian adanya salah persepsi terhadap beberapa indikator, diantaranya radius jarak fasilitas umum seperti PAUD, sekolah, Polindes, Puskesmas Pembantu. Sebelumnya jika tidak ada di desa ditulis apa ada fasilitas pendidikan atau kesehatan tidak ada. Lantas setelah diperbaiki radius jaraknya terbilang dekat karena ada di desa sebelah nilainya meningkat.
“Hasilnya setahun kemudian IDM kita naik. Hal tersebut dinilai mendasari terjadi lompatan capaian IDM desa di Kabupaten Kubar berdasarkan data IDM 2020, yakni terjadi peningkatan jumlah desa berstatus mandiri dari 2019 hanya satu kampung menjadi sembilan kampung pada 2020,” katanya.
Selanjutnya desa maju meningkat dari 10 desa pada 2019 menjadi 48 desa pada 2020 dan berkembang dari 75 desa menjadi 91 desa.
Sementara jika desa berkembang, maju, dan mandiri naik tentu akan diikuti penurunan jumlah desa sangat tertinggal dan tertinggal, yakni dari tujuh desa hanya sisa dua desa sangat tertinggal dan dari 97 desa menjadi 40 desa tertinggal.
“Dengan terus dilakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ada diharapkan adanya peningkatan IDM di Kubar,”kata Faustinus Syaidirahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020