Para camat diingatkan pentingnya membuat strategi peningkatan sektor ekonomi dalam menyambut penerapan kebijakan new normal atau tatanan normal produktif dan aman COVID-19.


Diantaranya camat disarankan untuk terus mendorong pelaku usaha di wilayahnya untuk segera melakukan transformasi ke digital ekonomi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi masyarakat.

“New Normal bukan sekedar pakai masker, jaga jarak fisik, dan mencuci tangan, tapi bagaimana kegiatan yang dilakukan dapat menggerakkan ekonomi. Pelaku usaha dapat menyesuaikan perkembangan seperti menggunakan sistem informasi dalam melaksanakan kegiatan ekonomi untuk menghindari terjadinya kontak fisik dan kerumunan,” jelas Guru Besar Unmul Samarinda Profesor Eny Rochaida saat menjadi pemateri pendidikan dan pelatihan (diklat) secara virtual bagi camat se Kaltim "Strategi Penyiapan Tatanan Normal di sektor ekonomi pada lingkup Kecamatan se Kaltim", Rabu (24/6).

Berjualan, sambung dia tidak lagi harus bertemu langsung antara penjual dan pembeli. Dengan menggunakan sistem informasi semua bisa dilakukan dalam jaringan (daring) untuk menghindari terjadi kontak fisik bahkan terjadi kerumunan.

“Kunci new normal ya seperti itu. Masyarakat maupun dunia usah berproduksi, tapi tetap aman mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan,” timpalnya.

Dia menilai jika ekonomi pada tataran kecamatan bangkit, maka akan ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, provinsi, hingga secara nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terakumulasi dari bawah di tingkat kecamatan.

Karenanya dia menyarankan perlunya ada perhitungan PDRB tingkat kecamatan untuk mengukur sektor yang perlu dipertahankan, didorong, dan ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi.

Seperti indeks pertumbuhan ekonomi secara nasional terlihat pada masa pandemi COVID-19 hanya pada sektor tertentu saja yang terjadi lonjakan, seperti listrik dan gas 9,92 persen, jasa kesehatan dan sosial 7,14 pada awal 2020.

“Selebihnya cenderung melamban bahkan turun. Dari situ kita bisa melihat sektor mana yang bisa bertahan pada masa pandemi. Itu yang harus dipertahankan. Seperti pertambangan yang justru turun perlahan harus ditinggalkan agar saat ada kondisi situasional seperti pandemi COVID-19 tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,” serunya.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020