Pecinta lingkungan Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, membuat cairan disinfektan dari bahan alami, yakni sulingan daun sirih yang kemudian dipasang pada alat pengembun di bilik disinfektan untuk menangkal penyeberan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).


"Kandungan dalam daun sirih, antara lain polifenol chavicol yang dapat memberikan perlindungan ganda dari kuman secara alami, jadi aman bagi tubuh, bahkan menyehatkan," ujar warga Samarinda yang tergabung dalam GMSS-SKM  Krisdiyanto di Samarinda, Selasa.

Ia menuturkan bahwa keinginan menyuling sendiri daun sirih tersebut dilakukan karena selama ini ia melihat di tayangan televisi, berita daring, maupun media sosial, banyak yang membuat cairan pembersih tangan dan disinfektan dari bahan kimia, baik pembersih lantai, pembersih kamar mandi, maupun pemutih pakaian yang sebenarnya berbahaya bagi kesehatan.

Ia menuturkan bahwa alat untuk menyuling sirih yang digunakan adalah panci presto dengan daya tampung kecil, yakni hanya dua liter, sehingga sebanyak itulah yang ia hasilkan dari cairan sulingan daun sirih per empat jam penyulingan.

Selain untuk menekan mikro oragnisme virus corona, daun sirih juga merupakan antiseptik alami yang dapat diaplikasikan pada luka untuk membunuh kuman. Kandungan polifenol pada daun sirih juga dapat mengurangi peradangan, seperti radang sendi dan orkitis.


Kandungan daun sirih dapat membantu mencegah penumpukan radikal bebas dan menjaga kekebalan tubuh penderita diabetes, mempercepat proses penyembuhan luka karena mengandung polifenol yang bersifat antioksidan. Bahkan kandungan daun sirih juga dipercaya bisa meredakan asma.


Untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum, ia mengolah daun sirih itu bekerja sama dengan guru SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 Samarinda, Saharuddin dan Ervina, yang telah menunjukkan karya dalam pembuatan bilik disinfektan mini.


Krisdiyanto menuturkan bahwa saat ini pihaknya bersama tim di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4 telah merampungkan enam unit bilik disinfektan yang mereka namakan Ersus Chamb tersebut.


Dari enam unit Ersus Chamb ini, empat unit merupakan pesanan pribadi warga Samarinda, sementara yang dua unit lagi disumbangkan untuk keperluan umum, yakni satu disumbangkan ke Puskesmas Harapan Baru Samarinda, dan satu unit lagi disumbangkan ke Rumah Singgah bagi penderita kanker di Jl Delima Samarinda.


Untuk memproduksi satu unit bilik disinfektan mini yang hanya muat satu orang dengan pengembunaan dalam bilik sekitar 15 detik itu, diperlukan biaya sekitar Rp2,5 juta.


"Modal pembuatan yang sebesar Rp2,5 juta itu sudah lengkap dan langsung bisa digunakan, yakni terdiri dari bilik dengan tutup plastik dari semua sisi, satu set mesin penguapan, hingga dua liter cairan sulingan daun sirih atau hydrosol," ucap Krisdiyanto.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020