Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Wakil Bupati Berau Achmad Rifai meminta PT Sumber Bara Energi (SBE) serius mengatasi permasalahan tanggulnya yang pernah jebol pada 2011 dan nyaris jebol lagi seminggu lalu.

"Sebab meluapnya air tersebut dikarenakan tanggulnya yang tak mampu menahan debit air hujan di sekitar perlintasan jalan hauling PT SBE hingga nyaris membuat tanggulnya jebol lagi," ujarnya di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Rabu.

Pada pekan lalu meluapnya kembali air tanggul PT SBE karena hujan deras yang mengguyur Berau telah menggenangi badan jalan provinsi setinggi mata kaki.

Wakil Bupati Ahmad Rifai meminta perusahaan SBE berpartisipasi, dan harus lebih serius mengatasi permasalahan yang berdampak pada masyarakat secara luas itu.

Tidak hanya pihak perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara saja, Wabup juga meminta masing-masing SKPD yang bersangkutan juga harus turun ke lapangan.

"Saya minta kepada Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, dan Dinas Pertambangan dan Energi segera turun ke lapangan, setidaknya mampu memberikan solusi, agar kejadian tanggul jebol tahun lalu tidak terjadi kembali," tegasnya.

Terlebih, katanya, saat ini wilayah Kabupaten Berau sedang mengalami musim penghujan, sehingga dikhawatirkan tanggul kembali jebol jika hujan deras.

"Jalur darat ini satu-satunya bagi warga Berau yang akan bepergian ke Samarinda, begitu juga yang dari Samarinda ke Berau," katanya mengingatkan.

Saat kejadian pekan lalu, debit air yang cukup tinggi menggenangi jalan poros Teluk Bayur-Labanan dan membuat arus lalu lintas sempat terganggu selama kurang lebih satu jam.

Untuk menanggulangi luapan air tersebut, perusahaan menambah ketinggian tanggul pada bagian sisi yang meluap hingga 1 meter.

Salah seorang karyawan PT Sumber Mitra Jaya (SMJ), selaku kontraktor yang mengerjakan tanggul menyatakan, air sudah melewati batas tanggul. Air tidak bisa meresap karena di dasar tanggul penuh lumpur.

Sebenarnya, pihak PT SMJ sudah pernah mengusulkan agar pada tanggul dibuatkan alur hingga air bisa bermuara ke sungai. Namun sampai kini usulan itu belum direspons.

Akibat kegiatan penimbunan tanggul, aktivitas lalu lintas kendaraan umum sedikit terganggu. Karena untuk melintasi jalan itu pengendara terpaksa harus mengantre. (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012