Tiga hari terakhir menjadi pengalaman berharga bagi Jusman, nelayan binaan Pupuk Kaltim dari Selambai, Kelurahan Loktuan, Bontang Utara. 


Dirinya merupakan salah satu peserta Pelatihan Pembenihan Ikan Kerapu dan Manajemen Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA), yang diikuti 31 nelayan binaan Pupuk Kaltim selama 3 hari, pada 25–27 Februari 2020. 

Diakui Jusman, pelatihan yang bekerja sama dengan Himpunan Pembudidaya Perikanan Kelautan (HPPK) Bontang Kuala itu telah lama ditunggu, khususnya untuk pembibitan kerapu serta pengelolaan budidaya KJA secara baik dan benar. 

Sebab potensi kerapu yang terbilang tinggi di Bontang, sangat sulit dikembangkan karena tidak adanya ketersediaan bibit yang memadai hingga keterbatasan kapasitas nelayan dalam manajemen pengelolaan keramba. 

"Dengan pelatihan ini, kami mendapat pengetahuan bagaimana tata cara pembibitan benih secara baik dan benar, serta mengelola budidaya kerapu dalam keramba dari selama ini hanya mengandalkan tangkapan di perairan," ucap Jusman, saat penutupan pelatihan di HPPK Bontang Kuala pada 27 Februari 2020.

Menurut dia, pelatihan seperti ini telah lama diinginkan nelayan Bontang, karena menjadi potensi yang bisa dikembangkan untuk peningkatan produktivitas perikanan lokal. 

Namun mengingat biaya yang terbilang tinggi, maka niat tersebut urung dilaksanakan hingga akhirnya difasilitasi Pupuk Kaltim dengan mendatangkan instruktur dari Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol Singaraja, Bali. 

"Kami sudah lama ingin belajar pembenihan kerapu, tapi tidak sanggup biayanya karena harus ke luar daerah, akhirnya diwujudkan Pupuk Kaltim dengan pelatihan ini. Kami benar-benar merasa terbina oleh Perusahaan melalui pengetahuan dan pelatihan yang diberikan," terang Jusman. 

Instruktur BBRBLPP Gondol Singaraja Bali Suko Ismi, menyebut selama pelatihan para peserta dibekali sejumlah materi, seperti pemilihan induk ikan kerapu, pemijahan ikan kerapu, penetasan telur ikan, produksi pakan alami, pemeliharaan larva ikan, hingga pengelolaan kualitas air dalam manajemen keramba. 

Dasar penerapannya pun dinilai telah bisa dipahami para peserta, tinggal mengasah kemampuan di lapangan secara konsisten. 

"Dasar untuk pembenihan kerapu sudah dipahami para peserta, tinggal praktiknya saja yang perlu diasah. Sedangkan untuk manajemen keramba, tinggal memaksimalkan tata kelolanya, karena para peserta sudah cukup pengalaman di sektor budidaya keramba," papar Suko Ismi. 

Kemampuan nelayan dalam mengimplementasikan hasil pelatihan dinilai penting, karena sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi mulai penebaran benih hingga perawatan. 

Maka dengan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan Pupuk Kaltim secara berkesinambungan, diyakini mampu mendorong optimalisasi sektor budidaya perikanan di Kota Bontang. 

"Apalagi di Bontang sudah ada Balai Benih Ikan (BBI) yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana latihan para nelayan. Ini bisa dikerjasamakan Pupuk Kaltim dengan Pemkot Bontang ke depannya," ujar Suko Ismi. 

Mewakili Manajemen Perusahaan, Superintendent Bina Wilayah Departemen CSR Pupuk Kaltim Agus Hermanto, mengatakan menyebut pelatihan ini sebagai bentuk pembinaan Perusahaan secara berkesinambungan bagi kelompok nelayan, agar mampu meningkatkan hasil budidaya yang diharap berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir Bontang yang cukup melimpah. 

Kondisi geografis Bontang dengan 70% wilayah perairan, dinilai menjadi modal penting pengembangan sektor maritim yang dibarengi pengembangan kapasitas SDM untuk mendorong kemandirian nelayan dengan memaksimalkan pengelolaan potensi perairan. 

"Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan oleh mitra binaan Pupuk Kaltim tak hanya di bidang perikanan tangkap, tapi juga sektor budidaya seperti keramba, rumput laut dan teripang. Seluruh upaya tersebut diharap mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian nelayan secara berkesinambungan," ujar Agus Hermanto. 

Pelatihan ini diapresiasi Pemerintah Kota Bontang, melalui Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Bontang Syamsu Wardi. 

Diungkapkannya, kemampuan nelayan pasca pelatihan bisa menjadi peluang baru untuk memulai usaha pembenihan kerapu, sehingga nelayan tak hanya terfokus pada sektor budidaya keramba tapi juga bisa memenuhi kebutuhan bibit ikan bagi pembudidaya lainnya di Kota Bontang. 

Dirinya menyambut terbuka pemanfaataan Balai Benih Ikan (BBI) Pemkot Bontang, untuk dimanfaatkan nelayan binaan Pupuk Kaltim sebagai sarana melatih kemampuan pembenihan bibit kerapu. 

"Nanti akan kami siapkan sarana prasarananya, karena BBI memang diperuntukkan sebagai wadah bagi nelayan Bontang yang ingin mengembangkan kapasitas diri.

Dasarnya telah kita dapat dari pelatihan ini, tinggal bagaimana ilmu itu bisa dikembangkan," kata Syamsu Wardi. 

Guna menguji penguasaan materi pelatihan, setiap peserta diwajibkan mengikuti post test dengan hasil yang cukup baik. 

Seluruhnya mendapat nilai di atas rata-rata dan berhak atas sertifikat kepesertaan sebagai apresiasi terhadap kemampuan yang dimiliki. 

Penghargaan juga diberikan bagi 3 peserta terbaik dengan nilai tertinggi, termasuk peserta teraktif selama pelatihan digelar. (*/vo/nav)

Pewarta: AHM

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020