Tingkat inflasi (kenaikan harga) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III 2019 masih terkendali di angka 1,73 persen (yoy), tentu saja capaian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,71 persen (yoy).
"Inflasi yang lebih rendah tersebut terutama bersumber dari kelompok transportasi yang mengalami deflasi (penurunan harga) sebagai respon atas normalisasi permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono di Samarinda, Selasa.
Meski demikian, katanya, pergerakan inflasi bahan makanan di triwulan III 2019 perlu diwaspadai, karena kondisi ini menunjukkan tren peningkatan harga, terutama bagi komoditas cabai rawit dan cabai merah.
Iklim kemarau di daerah sentra produksi cabai menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah, sehingga hal ini akan mengurangi pasokan di masyarakat Kaltim yang tentu saja rentan terhadap terjadinya inflasi.
Ia menuturkan bahwa sampai dengan Oktober 2019 tingkat inflasi di Kaltim masih relatif terkendali dengan mencatat inflasi sebesar 1,41 persen (ytd).
Berdasarkan pola historisnya, HBKN Natal dan tahun baru yang akan datang dapat berisiko mendorong inflasi lebih lanjut akibat peningkatan kebutuhan yang tidak bisa sepenuhnya dipenuhi pasokannya, terutama bahan makanan dan transportasi.
Untuk itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah TPID di setiap wilayah terus berupaya meningkatkan pemantauan dan koordinasi untuk meminimalisir kemungkinan kenaikan dan spekulasi harga di periode tersebut.
Pihaknya bersama segenap pihak terkait yang tergabung dalam TPID juga senantiasa memantau perkembangan pergerakan inflasi Kaltim, hal ini dimaksudkan agar bisa langsung diambil tindakan yang tepat jika terjadi gejala akan terjadi inflasi.
"Sedangkan dalam upaya antisipatif kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang HBKN, TPID di Kota Samarinda mempersiapkan konsep kerja sama dengan Pemkab Brebes yang melibatkan Perusda Kaltim, yakni Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PD PAU) agar tidak terjadi lonjakan inflasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019