Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Kualitas air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manggar Balikpapan di Waduk Manggar Km 12 Jalan Soekarno-Hatta menurun hingga kualitas III.

Direktur PDAM Tirta Manggar Soufan dalam Rapat Dengar Pendapat di DPRD Balikpapan, Selasa (17/4) mengemukakan, air waduk tercemar air limbah dari 2.000 rumah tangga dalam radius 10 kilometer dari waduk, yaitu mulai dari Km 12 hingga Km 22 Jalan Soekarno-Hatta.

Menurut dia, kualitas air kualitas III ini sesungguhnya tidak memenuhi syarat untuk air minum.

"Air yang memenuhi syarat itu ya yang kualitas I. Air kualitas I adalah seperti air sungai di pegunungan, dimana air langsung bisa diminum," katanya.

Untuk meningkatkan mutu air baku itu, PDAM melakukan penanaman ribuan pohon di sekitar waduk. Penanaman itu dibantu Pemkot Balikpapan dan Pengelola Hutan Lindung Sungai Manggar,

"Kami pantau terus kualitas dan kapasitas air baku ini. Air dari Waduk Manggar ini hal pokok dari program peningkatan kapasitas pengolahan air bersih, dari 900 liter per detik menjadi 1.000 liter per detik," kata Soufan.

Selain melakukan penghijauan, PDAM juga memasang empat aerator (kipas) di titik-tiitik tertentu di waduk. Aerator ini untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air.

"Di samping itu kami juga akan membangun instalasi pengolahan dengan kapasistas 100 liter per detik," kata Soufan.

Soufan menyebutkan, PDAM akan membangun dua waduk baru untuk menambah bahan baku air guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Bila ada dua waduk, maka salah satunya dapat menjadi kontrol bagi waduk lainnya.

Dua waduk baru tersebut adalah Waduk Teritip dan Waduk Sungai Wain.

Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan Patly Parakkasi menyatakan kekhawatiran terkait menurunnya kualitas air baku dari waduk tersebut.

"Keterangan yang kami terima menyebutkan ada 60.000 pelanggan yang dilayani melalui Waduk Manggar dari total jumlah pelanggan PDAM yang mencapai 80.000 pelanggan," kata Parakkasi.

Parakkasi minta ada pemeriksaan lebih lanjut dan pengawasan terus-menerus mengenai kualitas air tersebut.

Parakkasi juga menyebutkan ide relokasi warga sekitar waduk atau membuat mekanisme pengolahan air limbah di pemukiman warga sehingga tidak langsung dibuang ke aliran sungai yang akhirnya bermuara ke waduk. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012