Festival Hudoq Cross Border di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, yang rencananya digelar pada 23-26 Oktober 2019, ditargetkan kembali memecahkan Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) agar gemanya semakin meluas.


"Kalau tahun lalu kami pecahkan rekor Muri dengan jumlah 2.000 Penari Hudoq, tapi tahun ini rekor yang akan dipecahkan adalah menari Hudoq selama 24 jam," ujar Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mahulu, Kristina Tening di Ujoh Bilang, Kamis.

Total jumlah peserta yang ikut menari hudoq (topeng) mendatang akan lebih banyak ketimbang tahun lalu, sehingga secara teknis dari lima kecamatan yang ada akan dibagi per beberapa kampung bahkan per OPD, diatur per beberapa jam untuk menari guna memenuhi waktu hudoq selama 24 jam tersebut.

Dalam Tari Hudoq yang sebenarnya merupakan tari persembahan sekaligus doa kepada yang Maha Kuasa tersebut, merupakan tari yang mengandung unsur magis sehingga tari yang diiringi tetabuhan bedug ini makin malam akan makin menarik dan makin terasa unsur magisnya.

Ia juga mengatakan secara umum Tari Hudoq dilakukan oleh warga Dayak dari Subsuku Bahau di Kabupaten Mahakam Ulu di kisaran bulan Oktober, atau ketika memasuki musim tanam padi (nugal), sehingga tari ini juga mengandung doa agar padi yang ditanam akan tumbuh subur dan memperoleh panen memuaskan.

Dalam festival ini juga akan dirangkai dengan sejumlah kegiatan, antara lain penampilan sejumlah atraksi tari dari berbagai subsuku yang akan disajikan di panggung dalam lapangan Ujoh Bilang. Di panggung tersebut juga akan disajikan atraksi seni lainnya di jam tertentu.

Sedangkan Tari Hudoq dilakukan di lapangannya, yakni penari mengelilingi lapangan tersebut sambil kedua tangan dan badannya mengikuti irama gong maupun bedug tunggal. Sementara langkah kaki penari dengan hitungan ganjil atau tiga per empat sesuai irama musik.

"Selain ada penampilan berbagai ragam seni, dalam festival ini juga dirangkai dengan sejumlah sajian seperti olahraga tradisional, lomba menyumpit, begasing, bahkan ada pameran hasil pembangunan yang disajikan oleh organisasi perangkat daerah, kecamatan, maupun pemerintah kampung," kata Tening.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019