Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Kalimantan Selatan, akan melanjutkan kerja sama dengan komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungi Karang Mumus (GMSS-SKM), guna menjaga dan merawat sungai.
"Dulu, waktu saya Kepala Disdikbud Samarinda, kan sudah kerja sama dengan GMSS-SKM, kemudian ketika saya pindah ke Bappeda juga terus mendukungnya. Kini saya pindah lagi ke pendidikan, jadi tinggal melanjutkan kerja sama yang dulu," ujar Kepala Disdikbud Samarinda, Asli Nuryadin di Samarinda, Jumat.
Anak-anak sekolah, katanya, merupakan generasi yang kelak meneruskan semua posisi pendahulunya di segala bidang, sehingga pendidikan karakter sudah semestinya dimulai sejak usia muda agar ke depan mereka memahami tentang kedisiplinan, akhlaq, lingkungan, dan lainnya.
Diakui bahwa saat ini belum banyak masyarakat yang paham akan pentingnya sungai sehingga mereka masih membuang sampah maupun limbah ke sungai, padahal limbah yang mereka buang akan merusak habitat sungai.
Bukan hanya itu, sampah yang dibuang ke sungai juga akan ke laut sehingga yang rusak bukan hanya habitat sungai, tapi juga ekosistem laut.
Membuang sampah ke sungai seolah menjadi kebiasaan orang tua yang bisa saja ditiru anak-anak mereka.
Untuk itu, sejak usia dini harus diberi pengertian dan diajak menjaga lingkungan, termasuk lingkungan sungai, sehingga bisa jadi anak-anak tersebut nantinya menegur orang tuanya yang membuang sampah ke sungai.
Ia menuturkan bahwa pendidikan karakter yang diperkuat ada 18 item, salah satunya adalah peduli lingkungan, sehingga para siswa tidak hanya mendapat teori di kelas tentang lingkungan, namun di saat-saat tertentu harus terjun langsung merawat sungai.
Sebanyak 18 pendidikan karakter siswa yang digalakkan Pemkot Samarinda, kata Asli, semuanya merupakan hal yang penting untuk dikembangkan, seperti kedisiplinan, religius, jujur, kreatif, mandiri, dan gemar membaca.
Sedangkan pendidikan karakter berupa peduli lingkungan, juga salah satu hal yang penting untuk dikembangkan oleh siswa, bahkan oleh setiap individu karena setiap orang yang hidup tidak bisa lepas dari lingkungan.
"Saya salut dengan GMSS-SKM yang sejak 2015 hingga sekarang tetap intensif menjaga sungai mulai dari memungut sampah hingga menanam pohon di bantarannya. Ini merupakan contoh sekaligus sindiran halus agar masyarakat tidak menjadikan sungai sebagai tempat sampah," ucap Asli.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019